Mohon tunggu...
Nidya Utami
Nidya Utami Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis bagiku kayak berenang, kita harus punya napas panjang untuk merenung panjang demi sebuah tulisan bagus.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Apa Sih Seni Kontemporer Itu?

16 Oktober 2022   14:34 Diperbarui: 16 Oktober 2022   15:13 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katanya manusia tidak bisa hidup tanpa seni, aku percaya itu. Kalau membicarakan seni, yang pertama kali muncul dibenakku adalah sebagai token cinta. 

Definisi seni sejatinya tak bisa diukur dengan nalar meskipun dalam produksi seni dibutuhkan pemahaman logis sebagai struktur demi sebuah karya rampung. Seni adalah ranah kompetitif yang dikata hanya bisa dikerjakan oleh yang berbakat sensitif terhadap selera manusia atau yang sangat obsesif terhadap teori seni. Seni menggelitik hati manusia agar sentimentil dan membelinya. Yang paling menarik bagiku adalah definisi seni kontemporer. Sebab seni kontemporer tidak terlalu memusingkan bentuk khusus tapi lebih pada pesan yang ingin disampaikan. Meskipun semakin lama makna seni jadi semakin abstrak hingga banyak orang kurang paham makna seni sebenarnya. Meskipun seni juga sering jadi alat politik dan wadah beropini. Banyak definisi seni yang partikular saja dan bertujuan hanya untuk memuaskan beberapa kelompok peminat.

Seni kontemporer sering dikira sebagai seni yang mudah dilakukan bahkan oleh anak kecil. Jadi, apa seni sebenarnya? Seperti selera makan, selera seni itu relatif sekali. Tugas seorang seniman adalah membentuk inspirasi dari selera sekelompok orang dan menjadikannya kongkret. Sebab definisi jelasnya dari seni kontemporer sangat kabur hingga rasanya bisa apa saja dilabel seni. Semisal akan banyak tanggapan negatif akan lukisan abstrak, lukisan digital, dan teenlit seperti buatan Meg Cabot. Padahal kesan dari pesannya yang harus dicari. Contohnya Meg Cabot dengan ceritanya Princess Diaries yang memperkenalkan peliknya dunia politik melalui diari tokohnya. Atau pelukis-pelukis abstrak yang menunjukkan opininya melalui sapuan warna yang sekilas terlihat kacau secara cerdik(seperti pergelaran lukisan dari musikus Jason Ranti). 

Seni juga mengekspresikan negaranya. Menciptakan impak untuk menggaungkan kultur negaranya. Tapi bagaimana menghadapi seni kontemporer? Mencari pesan dari seni yang dipertunjukkan butuh kepekaan. Walaupun tak menutup kemungkinan kalau standarisasi seni baru itu memang disajikan bagi banyak orang berwawasan seni dan disisi lain ada seni disediakan untuk orang awam seni. Seni kontemporer memiliki banyak arti masing-masing. Ada maksud bahwasannya seni kontemporer yang dibuat masa kini oleh seniman masih hidup dan di rentang waktu tertentu setelah 1940an lalu di aspek lain seni kontemporer adalah seni dengan struktur longgar. Jadi apakah kamu tertarik bikin seni kontemporer? Penentunya adalah kedalaman pesan yang kamu sampaikan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun