Beliau mengajarkan bahwa kesuksesan hidup bukan diukur dari harta atau kedudukan, tetapi dari kualitas spiritual dan keselarasan dengan Tuhan serta alam semesta. Dalam konteks ini, ajaran-ajaran Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan bahwa setiap individu harus berusaha mencapai kedamaian dalam hati, serta menjaga keharmonisan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Pengaruh terhadap Kerajaan Mataram
Terkait dengan Kerajaan Mataram, meskipun tidak ada bukti sejarah yang pasti tentang hubungan langsung Ki Ageng Suryomentaram dengan Sultan Agung, banyak yang meyakini bahwa beliau memiliki pengaruh terhadap keluarga kerajaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu legenda menyebutkan bahwa Ki Ageng Suryomentaram adalah salah seorang pembimbing spiritual bagi Sultan Agung, raja Mataram yang terkenal dengan perjuangannya dalam mempersatukan Jawa dan memperkuat kerajaan Mataram pada abad ke-17.
Ki Ageng Suryomentaram dikisahkan sebagai sosok yang memiliki kebijaksanaan spiritual yang sangat tinggi, dan ajarannya menginspirasi para pemimpin dan bangsawan pada masa itu untuk menjalani kehidupan yang lebih mendalam secara spiritual dan lebih jauh dari keserakahan duniawi. Dalam banyak riwayat, diceritakan bahwa beliau memberikan nasehat-nasehat bijak yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kedamaian.
Ajaran dan Warisan
Ajaran Ki Ageng Suryomentaram menekankan pada pengendalian diri, introspeksi, dan mencari kedamaian batin. Beliau mengajarkan tentang pentingnya pengendalian hawa nafsu dan keinginan duniawi, serta bagaimana seseorang harus menjaga kebersihan hati dan pikiran. Dalam ajaran beliau, segala bentuk keburukan, termasuk perilaku koruptif, muncul dari ketidakmampuan individu untuk mengendalikan nafsu dan ambisinya.
Sebagai seorang pemikir kebatinan, Ki Ageng Suryomentaram juga mengajarkan tentang pentingnya kesederhanaan dalam hidup. Hidup yang sederhana dan tidak terikat oleh kekayaan atau kedudukan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan batin yang sejati. Ajarannya mengajarkan bahwa kebahagiaan yang sejati datang dari kedamaian dalam hati dan kedekatan dengan Tuhan, bukan dari kekayaan atau kekuasaan yang bersifat sementara.
Meskipun sebagian besar ajarannya disampaikan secara lisan, banyak tulisan dan catatan yang menyebutkan bahwa banyak tokoh spiritual dan pemimpin di Jawa yang mengikuti ajaran beliau. Salah satu warisan penting dari Ki Ageng Suryomentaram adalah ajaran tentang ngling, ngrowot, dan ngemban---tiga prinsip yang berfokus pada kedalaman batin, mengutamakan kebenaran, dan hidup yang penuh kesederhanaan.
Legasi dan Relevansi di Masa Kini
Hingga saat ini, ajaran Ki Ageng Suryomentaram tetap relevan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam konteks sosial-politik. Konsep kebatinannya, yang mengedepankan integritas, pengendalian diri, dan kedamaian batin, dapat menjadi referensi penting dalam membentuk karakter individu dan pemimpin yang berintegritas. Di tengah maraknya praktik korupsi dan ketamakan dalam kehidupan modern, ajaran Ki Ageng Suryomentaram mengingatkan kita untuk kembali ke dasar-dasar kehidupan yang lebih sederhana dan berbasis pada nilai-nilai moral yang luhur.
Enam "SA" versi Ki Ageng Suryomentaram adalah salah satu konsep yang penting dalam ajaran kebatinan beliau. Konsep ini menggambarkan enam prinsip yang harus diperhatikan oleh seseorang dalam menjalani kehidupan, baik secara spiritual maupun sosial. Prinsip-prinsip ini bersifat filosofis dan mendalam, yang mengajak seseorang untuk merenung dan mengolah batin demi mencapai kebahagiaan dan ketenangan sejati.