Mohon tunggu...
Nidha Ul Khasanah
Nidha Ul Khasanah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa sosial humaniora yang berusaha untuk humanis

Pendatang baru di Kompasiana, yang tidak tahu menahu harus menulis apa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Fesyen Berkelanjutan sebagai Langkah Kebaikan untuk Masa Depan Lingkungan

16 Oktober 2021   19:26 Diperbarui: 16 Oktober 2021   19:58 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest.com/Scientific American

Lingkungan adalah hal yang universal. Ketika kita membicarakan budaya, agama, ras, atau entitas lainnya, maka hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang spesifik menyangkut kelompok tertentu, spesifik menjadi tanggung jawab komunitas tertentu, atau bahkan menjadi hal yang sensitif karena rentan menyinggung kelompok satu dengan lainnya. 

Berbeda dengan hal tersebut, lingkungan menjadi tanggung jawab seluruh manusia. Dari suku bangsa mana pun serta agama dan status sosial apapun, seluruhnya memiliki tanggung jawab perihal lingkungan.

Berbicara tentang lingkungan, sering kita mendengar istilah pemanasan global. Naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer disebut sebagai penyebab utama pemanasan global. 

Penyerapan karbon sangat penting karena mencegah emisi supaya tidak terlepas ke atmosfer. Dari hal ini muncul upaya net zero emissions atau nol-bersih emisi. Umumnya pengurangan emisi dilakukan dengan mencegah deforestasi, melakukan reboisasi, mencegah degradasi lahan, menjaga ekosistem laut dan perairan, termasuk upaya mengurangi sampah. 

Mengenai upaya dalam mengurangi emisi Bill Gates melalui bukunya "How to Avoid a Climate Disaster: The Solutions We Have and the Breakthroughs We Need" yang terbit di awal 2021 ini, menyinggung mengenai teknologi penangkap emisi. Teknologi dapat menjadi opsi net zero emissions namun harus menghadapi kesulitan dalam produksi.

Sumber: Pinterest.com/Montessori From The Heart
Sumber: Pinterest.com/Montessori From The Heart

Selain diupayakan dengan kemajuan teknologi yang bisa saja hadir di masa depan, pengurangan emisi juga bisa dimulai dari cara sederhana. Selalu ada langkah kecil yang bisa kita upayakan untuk isu yang besar sekalipun seperti net zero emissions. Langkah tersebut bisa dimulai dari diri sendiri. Berbagai hal yang kita temukan sehari-hari ternyata bisa menjadi upaya positif untuk mengurangi emisi lho, salah satunya perihal fashion. 

Polhemus dan Procter (dalam Barnard, 2006) menunjukkan bahwa dalam masyarakat kontemporer barat, istilah fashion sering digunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya dan busana. Tidak heran dewasa ini fashion secara umum dikaitkan dengan barang yang digunakan dalam penampilan seperti pakaian, tas, sepatu, aksesoris dan lainnya. Pakaian menjadi hal yang tidak terpisahkan ketika membicarakan fashion. Pakaian juga menjadi kebutuhan primer melalui kebutuhan akan sandang.

Pakaian yang kita gunakan dari lapis terdalam hingga lapis terluar memiliki proses industri yang menghasilkan limbah cukup besar. Bahkan pakaian disebut sebagai salah satu penyumbang polusi terbesar bagi lingkungan. 

Berdasarkan www.fastcompany.com, industri pakaian merupakan industri kedua yang paling merusak lingkungan. 10% kerusakan bumi disebabkan oleh pewarnaan pakaian serta pengolahannya. 

10% emisi karbon dioksida global juga dihasilkan oleh industri fashion, angka tersebut bahkan lebih tinggi dari industri aviasi (penerbangan) yang menghasilkan 2%. Industri fashion juga akrab dengan isu pencemaran air, perubahan iklim, dan berbagai isu lingkungan lainnya. 

Lebih jauh dari dampak yang ditimbulkan, industri fashion juga rentan dengan isu-isu kemanusiaan seperti kurangnya penerapan kerja layak dalam aktivitas industri khususnya pada fast fashion. Sehingga dibutuhkan upaya untuk membawa fashion menjadi hal yang lebih baik atau setidaknya mampu mengurangi dampak negatifnya. Upaya tersebut dilakukan melalui sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan.

Fesyen berkelanjutan membidik semua pihak dan kalangan dari produsen, perancang, distributor, dan tentunya konsumen, untuk bersama-sama mengubah fesyen menjadi item yang lebih baik dari proses produksi hingga dikenakan konsumen. 

Fesyen berkelanjutan mengarahkan tumbuhnya nilai moralitas yang bukan hanya perihal profit tapi juga menciptakan praktik untuk kelestarian bumi dan lingkungan. Selama ini fesyen menyumbangkan kerusakan lingkungan bukan hanya pada saat produksi namun juga ketika sudah berada di tangan konsumen. 

Contohnya banyak pakaian yang berbahan tidak ramah lingkungan dikenakan oleh banyak konsumen, seperti poliester yang dibuat dengan bahan dasar plastik. Ketika dicuci kain tersebut akan menghasilkan microfiber yang menambah kadar plastik di perairan (laut). Penguraian microfiber tentu sulit dan berpengaruh buruk bagi ekosistem laut yang pada akhirnya akan berpengaruh pada rantai makanan dan berujung pada manusia.

Melihat upaya fesyen berkelanjutan yang bisa mulai dilakukan oleh semua pihak, artinya upaya ini juga bisa kita lakukan. Langkah kecil nan sederhana akan menjadi kebiasaan yang baik untuk menciptakan fesyen berkelanjutan. Terdapat beberapa hal yang bisa kita upayakan untuk fesyen berkelanjutan dan langkah ini sangat berdekatan dengan keseharian kita. 

Pertama, kita harus merawat pakaian yang kita miliki. Merawat pakaian dapat dilakukan dengan cara mencuci dengan baik sesuai jenis kain, menjemur pakaian dan menyetrika dengan suhu yang tepat, dan menggunakan deterjen serta pewangi yang aman dan ramah lingkungan. Merawat pakaian dimaksudkan supaya pakaian berumur panjang dan ini tentu menjadi upaya fesyen berkelanjutan.

Kedua, gunakan hierarki kebutuhan ketika memutuskan membeli pakaian. Terapkan buy what you need dalam konsumsi pakaian. Urutannya berupa gunakan pakaian yang sudah ada, pinjam orang terdekat (keluarga), tukar, sewa, membeli bekas (tentu kita tahu dong, kalau sekarang thrift bahkan menjadi gaya hidup?), membuat, dan terakhir membeli baru. 

Apalagi jika pakaian yang kita butuhkan hanya untuk sekali pakai, misal menghadiri pesta maupun acara dengan dress code tertentu yang hanya dipakai saat itu, maka biasakan untuk tidak membeli baru.

Sumber: Pinterest.co/medyamoda.com
Sumber: Pinterest.co/medyamoda.com

Ketiga, mulai memilih bahan dasar pakaian. Pilihlah pakaian dengan bahan dasar yang ramah lingkungan seperti katun, serat tencel, linen, dan bahan organik lainnya. Serta hindari bahan sintetis seperti nilon, spandeks, dan poliester.

Keempat, kita bisa mulai untuk menyortir pakaian yang kita miliki. Pakaian yang sudah tidak dipakai harus memiliki planning untuk proses berikutnya. 

Apakah akan di daur ulang, didonasikan, atau cara lain yang tidak menambah deretan limbah akibat industri fesyen. Ketika memilih untuk mendonasikan, kita harus peduli terhadap kelayakan pakaian tersebut dan pihak yang akan menerima donasi pakaian tersebut. 

Jangan sampai kita memberi pakaian namun sudah tidak layak pakai. Kemudian perihal pihak yang menerima donasi juga perlu diperhatikan, apakah mereka membutuhkan pakaian jenis tersebut atau tidak. Sehingga mengurangi kemungkinan pakaian yang didonasikan justru tidak dipakai dan menjadi sampah.

Sumber: Pinterest.com/Attainable Sustainable | DIY Self-Reliant Living for a Modern Era
Sumber: Pinterest.com/Attainable Sustainable | DIY Self-Reliant Living for a Modern Era

Kelima, selain perihal kelestarian lingkungan, kita juga harus mulai peka dengan "Who Made My Clothes?" atau pemahaman dan kepedulian mengenai dari mana pakaian kita berasal. Apakah pekerja di industri pakaian yang kita kenakan sudah mendapatkan kerja layak seperti upah yang sesuai, serta lingkungan kerja yang aman dan nyaman. 

Mulai peduli terhadap hal ini tidak masalah lho, justru menambah kepekaan kita terhadap isu sosial dan kemanusiaan. Sehingga kita dapat banyak manfaat ketika mengupayakan fesyen berkelanjutan, bukan hanya aspek lingkungan namun juga kemanusiaan.  

Langkah-langkah tersebut mungkin sederhana. Tapi langkah sederhana inilah yang dekat dengan aktivitas kita sehingga memungkinkan kita untuk berkontribusi pada kelestarian lingkungan. 

Langkah sederhana nan kecil ini akan membentuk kita untuk terbiasa melakukannya. Dengan terbiasa melakukan hal positif berarti kita sudah turut serta melestarikan lingkungan yang beriringan dengan kehidupan kita. 

Tidak harus langsung ambil langkah besar, aku, kamu, dan kita semua bisa melakukannya secara perlahan. Lama-lama akan menjadi perilaku yang bernilai dan berdampak besar. Yuk, mari bersama-sama menjaga bumi kita.

Walaupun dalam artikel ini disebutkan 5 cara, namun kamu juga bisa lho, menambahkan cara lainnya berdasarkan pehamanan dan pengalamanmu mengenai upaya untuk fesyen berkelanjutan. Sangat dipersilakan menambahkan di kolom komentar ya, supaya terbangun diskusi yang bermanfaat. 

Referensi :

www.forestdigest.com

zerowaste.id

kumparan.com

www.mongabay.co.id

media.neliti.com

www.uc.ac.id

www.kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun