Jauh dari kata menggurui . itu kesan yang saya tangkap ketika beberapa kali saya sempat ngopi di kedai nya. Obrolan ringan, santai, kadang disisipi candaan khas bapak-bapak yang random dan khas.
 "alhamdulillah mungkin ini dalan rejeki dari sing kuoso, saya menjadi semakin mantap menjalani hari-hari ini dengan fokus mencari rejeki (usaha kopi) dan tetap bisa berkhidmah kepada masyarakat"Â
Di akhir obroran saya menanyakan apa target kedepannya sekaligus harapan pak Aziz kedepannya.Â
"saya ingin kedepannya berinovasi dengan kopi sehingga bisa dinikmati semua kalangan, Dan mencipakan kopi yang benar-benar memperhatikan proses dari awal sampai akhir yang akan membutuhkan waktu lama bisa lebih dari 1 tahun. Harapannya bisa jadi produk unggulan di desa dan saya bisa menyerap panenan warga di desa Kaliangkrik dan sekitarnya mbak . pendonganipun"
 Tidak berapa lama saya mohon pamit. Saya merasa sangat senang ketika ternyata masih ada kaum muda yang tergerak hatinya untuk bermanfaat bagi lingkungannya. Karena bukankah harusnya memang menyebarkan kebaikan itu baiknya dimulai dari lingkungan terdekat kita dahulu? Sukses selalu untuk mas Aziz. Semoga sukses selalu. ( Nida)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H