Apa kabarmu, wahai anakku?
Kenyataan bahwa kau tlah bahagia, memang bukan sesuatu yang semu,
Namun ada aroma rindu yang  merayap, apalagi di saat engkau kembali ke penciptaMu,
Gundah gulana membersamaiku,
Engkau yang terlahir di suatu pagi, sama persis saat Rasulullah lahir ke dunia,Â
Membuatku bersyukur, meski hanya sekali aku memelukmu saat kau mulai bernafas,
dan menghirup udara dunia,Â
Namun masa indah tak selamanya bersama,Â
Hanya doa yang  terpanjat, yang dapat dikatakan,Â
Inginkan yang terbaik untuk kau seorang,
Kau memang terlahir tampan, hingga aku jatuh cinta,
Sama halnya seperti arti namamu yang mempesona,Â
Kau memang benar2 membuat aku takjub, terpana pada pandangan pertama,
Sama halnya seperti arti namamu yang lain,
semoga engkau menjadi penguasa yang mulia, ditempat tertinggi di sisiNya,
Sama halnya seperti namamu yang lain,
Engkau tlah menjadi filsuf dalam kehidupanku,
mengajari apa arti hidup, hingga aku kembali bertanya,
apa tujuan hidup yang mesti aku tempuh?
Jumat agung memang hari dimana kita terpisahkan oleh kefanaan,
Namun juga mengingatkan, bahwa dunia adalah fana.
Sudahkah kita memiliki bekal hidup dikehidupan yang abadi?
Berbahagialah anak tampan, di sisi Tuhanmu yang agung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H