Mohon tunggu...
Nida Syaifatul Hikmawati
Nida Syaifatul Hikmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hubungan Antara Lingkungan Keluarga, Kondisi Emosional Anak, dan Pendidikan

20 Desember 2024   07:30 Diperbarui: 20 Desember 2024   13:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan Antara Lingkungan Keluarga, Kondisi Emosional Anak, dan Pendidikan

       Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin akan menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Pendidikan diperoleh tidak dari lingkungan sekolah saja, melainkan dari mana saja termasuk lingkungan rumah terutama di lingkungan keluarga. Keluarga memiliki peran utama dalam pendidikan seorang anak. Di lingkungan keluarga inilah seorang anak mendapatkan pengalaman dan pendidikan pertamanya yang dapat memberikan dampak besar terhadap perkembangan emosional yang memengaruhi proses pendidikan seorang anak.

       Keluarga memiliki peranan penting dalam pendidikan anak terutama peran kedua orang tua. Sebagai orang tua harus mampu menciptakan lingkungan keluarga yang sehat, bahagia, aman, nyaman, dan damai agar pendidikan seorang anak berjalan dengan baik. Artikel ini akan membahas bagaimana hubungan antara lingkungan keluarga, kondisi emosional anak, dan pendidikan.

A. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kondisi Emosional Anak Dalam Pendidikan

       Seorang anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang positif tentu berbeda dengan yang tumbuh di lingkungan negatif. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal tersebut bisa terjadi karena pada dasarnya, apapun yang memengaruhi kondisi di lingkungan keluarga akan menjadi penentu baik dan tidaknya kondisi emosional anak. Seorang anak yang kondisi emosionalnya baik, pasti mampu belajar dengan giat, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mampu berkomunikasi dan memiliki hal-hal positif lainnya. Hal inilah yang nantinya akan menjadi faktor pendukung keberhasilan pendidikan seorang anak.

1. Adanya Keterkaitan Antara Lingkungan Keluarga, Kondisi Emosional Anak, dan Pendidikan 

       Pendidikan dapat berjalan baik karena adanya kondisi emosional anak yang baik pula. Kondisi emosional anak yang baik terbentuk tergantung lingkungan sekitarnya, terutama lingkungan keluarga. Emosional adalah suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis, psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Jika seorang anak tumbuh di lingkungan yang positif, biasanya akan membuat anak tersebut merasa nyaman, damai, dikasihi, dan disayangi sehingga termotivasi untuk semangat belajar dan meraih prestasi. Begitu juga sebaliknya, seorang anak yang tumbuh di lingkungan negatif mungkin akan kehilangan motivasi untuk belajar, merasa cemas, stres, tidak fokus dan malas untuk belajar. Emosional seorang anak akan terbentuk dengan baik salah satunya, yaitu ketika mendapat motivasi dari orang-orang di lingkungan keluarganya yang diberikan dalam bentuk dorongan dan dukungan. Selain itu, Seorang anak juga harus mampu memotivasi dirinya sendiri agar bisa membentuk kesejahteraan emosionalnya sendiri dan mencapai pendidikan yang berhasil, seperti berlatih mengenali emosi diri sendiri, berpikir dan melakukan hal-hal yang positif, memuji atas segala sesuatu yang dicapai dirinya sendiri, dan terus semangat serta berusaha memiliki keyakinan bahwa dirinya ini mampu meskipun keadaan lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Apabila lingkungan sekitar mendukung terbentuknya emosional anak dengan baik, tetapi dari diri anak tersebut tidak mau melakukannya, maka akan menjadi sia-sia.

2. Peran Penting Keluarga dalam Membentuk Kesejahteraan Emosional Anak

       Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa. Di dalam sebuah keluarga, orang tua memiliki peranan penting dalam membentuk kesejahteraan emosional anak yang nantinya sangat berpengaruh pada perkembangan pendidikannya. Dalam membentuk kesejahteraan emosional anak, sebagai orang tua harus memberikan hal-hal yang positif, seperti:

a. Memberikan Kasih Sayang

       Orang tua hendaknya memberikan kasih sayang yang cukup kepada seorang anak. Salah satu bentuk kasih sayang yang diberikan bisa berupa menunjukkan sikap peduli terhadap anak, yaitu sikap orang tua dalam memperhatikan anak, menyayangi anak, menasihati anak, menyediakan waktu untuk bercerita, dan menyediakan hati untuk mendengarkan keluh kesah anaknya. Selain itu, orang tua juga bisa menunjukkan kasih sayangnya berupa perhatian, memberi pujian atas usaha atau prestasi yang diperoleh anaknya, memberikan dukungan dan motivasi dalam belajar sehingga seorang anak merasa dihargai dan diperhatikan, serta tidak membanding-bandingkan dengan anak lain. 

b. Menjadi Suri Teladan Yang Baik 

       Supaya terbentuknya kesejahteraan emosional anak, dibutuhkan peran kedua orang tua untuk memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Sejak kecil, seorang anak sudah bisa mengetahui dan meniru apapun yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus bisa memberikan contoh perilaku yang positif untuk anak-anaknya. Contoh perilaku yang positif, yaitu membiasakan bersikap sopan dan santun, tidak berbicara kotor, membiasakan sikap saling menghormati, menghargai, menyayangi, dan lain sebagainya. Hal ini jika terus dibiasakan dalam sebuah keluarga, maka akan menciptakan lingkungan keluarga yang positif dan harmonis. Keluarga yang harmonis itu memiliki ciri-ciri, seperti suasana rumah yang bahagia, damai, tidak ada pertengkaran, tidak ada keadaan yang membuat anak ketakutan dan tidak nyaman, serta semuanya bisa saling menyayangi dan menghargai. Keluarga yang harmonis inilah yang nantinya akan menumbuhkan sikap yang positif pada anak sehingga anak akan termotivasi dan memiliki semangat dalam menempuh pendidikannya. Lalu bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya?

B. Kondisi Keluarga Yang Tidak Harmonis Menjadi Hambatan Dalam Proses Pendidikan Seorang Anak

       Dalam sebuah keluarga, memang tidak semuanya harmonis dan tidak semua keluarga dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga biasanya terjadi akibat perselisihan antara kedua orang tua ataupun antara kedua belah pihak keluarga dan juga perceraian. Keadaan yang seperti ini bisa menjadi penyebab kondisi emosional anak terganggu dan kualitas pendidikan anak menurun. Pengaruh dan solusi terhadap keluarga yang tidak harmonis bagi pendidikan anak, yaitu sebagai berikut.

1. Pengaruh Keluarga yang Tidak Harmonis dalam Pendidikan Anak

       Dalam sebuah keluarga yang tidak harmonis mungkin yang dirasakan oleh seorang anak, yaitu kurang mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tua, sering mendengar pertengkaran antara kedua orang tuanya, dan bisa jadi seorang anak sering mendapat amarah dari orang tuanya. Seorang anak yang tumbuh di lingkungan seperti ini, biasanya berpengaruh pada kehidupan sehari-harinya, seperti memiliki rasa cemas, stres, depresi, pemalu, penakut, daya konsentrasi menurun, dan hilang rasa semangat untuk belajar karena sedih melihat kondisi keluarganya. Sebagian orang tua mungkin tidak menyadari jika hal ini memberikan dampak negatif bagi pendidikan anaknya.

2. Solusi Agar Pendidikan Seorang Anak Tetap Berjalan Dengan Baik

       Orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan anaknya, biasanya akan membiarkan begitu saja dan tidak memperhatikan kualitas pendidikan anaknya. Orang tua tersebut mungkin memiliki pemikiran bahwa anaknya sudah mendapat pendidikan di sekolah, jadi tidak perlu ada proses pendidikan lagi di rumah. Padahal tidak seperti itu, orang tua yang dapat mendidik anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik, tentu akan meraih keberhasilan dalam proses belajarnya. Sebaliknya, orang tua yang tidak mengindahkan pendidikan anak, acuh tak acuh, bahkan tidak memperhatikan sama sekali, tentu tidak akan berhasil dalam belajarnya. Lalu apa saja yang bisa dilakukan supaya permasalahan tersebut tidak terjadi?

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam membentuk emosional anak yang baik supaya pendidikan seorang anak berhasil:

a. Orang tua memberikan teladan yang positif bagi anak-anaknya.

b. Bersikap terbuka dan berinteraksi yang baik kepada anak.

c. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan mendukung bagi pendidikan anak.

d. Memberikan motivasi dan perhatian yang cukup kepada anak.

e. Mengajarkan anak cara mengenali emosi yang baik.

f. Mendampingi dan membimbing anak ketika belajar sehingga anak merasakan adanya sosok orang tua yang peduli terhadap pendidikannya.

       Nah, dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa lingkungan keluarga, kondisi emosional anak, dan pendidikan memiliki hubungan yang kuat. Lingkungan keluarga itu menjadi langkah awal dalam membentuk perkembangan kesejahteraan emosional anak yang nantinya berpengaruh pada proses pendidikan anak tersebut. Lingkungan keluarga yang harmonis akan membentuk kesejahteraan emosional anak yang baik sehingga memiliki semangat belajar, termotivasi untuk meraih pendidikan yang tinggi, dan terlatih dalam menghadapi kesulitan-kesulitan di dunia pendidikan. Oleh sebab itu, sebagai keluarga terutama orang tua harus bisa berusaha bagaimana caranya agar keadaan lingkungan keluarga ini menjadi sehat, aman, nyaman, bahagia, dan harmonis sehingga menjadi lingkungan yang positif dan baik untuk berjalannya suatu pendidikan. 

DAFTAR REFERENSI

Abu, A. (2007). Psikologi Sosial. Rineka Cipta.

Fuad, I. (2010). Dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta.

Goleman, D. (1966). Emosional Intelligent Kecerdasan Emosional. Gramedia Pustaka.

Putrayasa, I. M. dkk. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, 2(1).

Setiyanto. (2005). Orang Tua Ideal Dari Perspektif Anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun