Orang tua hendaknya memberikan kasih sayang yang cukup kepada seorang anak. Salah satu bentuk kasih sayang yang diberikan bisa berupa menunjukkan sikap peduli terhadap anak, yaitu sikap orang tua dalam memperhatikan anak, menyayangi anak, menasihati anak, menyediakan waktu untuk bercerita, dan menyediakan hati untuk mendengarkan keluh kesah anaknya. Selain itu, orang tua juga bisa menunjukkan kasih sayangnya berupa perhatian, memberi pujian atas usaha atau prestasi yang diperoleh anaknya, memberikan dukungan dan motivasi dalam belajar sehingga seorang anak merasa dihargai dan diperhatikan, serta tidak membanding-bandingkan dengan anak lain.Â
b. Menjadi Suri Teladan Yang BaikÂ
    Supaya terbentuknya kesejahteraan emosional anak, dibutuhkan peran kedua orang tua untuk memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Sejak kecil, seorang anak sudah bisa mengetahui dan meniru apapun yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus bisa memberikan contoh perilaku yang positif untuk anak-anaknya. Contoh perilaku yang positif, yaitu membiasakan bersikap sopan dan santun, tidak berbicara kotor, membiasakan sikap saling menghormati, menghargai, menyayangi, dan lain sebagainya. Hal ini jika terus dibiasakan dalam sebuah keluarga, maka akan menciptakan lingkungan keluarga yang positif dan harmonis. Keluarga yang harmonis itu memiliki ciri-ciri, seperti suasana rumah yang bahagia, damai, tidak ada pertengkaran, tidak ada keadaan yang membuat anak ketakutan dan tidak nyaman, serta semuanya bisa saling menyayangi dan menghargai. Keluarga yang harmonis inilah yang nantinya akan menumbuhkan sikap yang positif pada anak sehingga anak akan termotivasi dan memiliki semangat dalam menempuh pendidikannya. Lalu bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya?
B. Kondisi Keluarga Yang Tidak Harmonis Menjadi Hambatan Dalam Proses Pendidikan Seorang Anak
    Dalam sebuah keluarga, memang tidak semuanya harmonis dan tidak semua keluarga dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga biasanya terjadi akibat perselisihan antara kedua orang tua ataupun antara kedua belah pihak keluarga dan juga perceraian. Keadaan yang seperti ini bisa menjadi penyebab kondisi emosional anak terganggu dan kualitas pendidikan anak menurun. Pengaruh dan solusi terhadap keluarga yang tidak harmonis bagi pendidikan anak, yaitu sebagai berikut.
1. Pengaruh Keluarga yang Tidak Harmonis dalam Pendidikan Anak
    Dalam sebuah keluarga yang tidak harmonis mungkin yang dirasakan oleh seorang anak, yaitu kurang mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tua, sering mendengar pertengkaran antara kedua orang tuanya, dan bisa jadi seorang anak sering mendapat amarah dari orang tuanya. Seorang anak yang tumbuh di lingkungan seperti ini, biasanya berpengaruh pada kehidupan sehari-harinya, seperti memiliki rasa cemas, stres, depresi, pemalu, penakut, daya konsentrasi menurun, dan hilang rasa semangat untuk belajar karena sedih melihat kondisi keluarganya. Sebagian orang tua mungkin tidak menyadari jika hal ini memberikan dampak negatif bagi pendidikan anaknya.
2. Solusi Agar Pendidikan Seorang Anak Tetap Berjalan Dengan Baik
    Orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan anaknya, biasanya akan membiarkan begitu saja dan tidak memperhatikan kualitas pendidikan anaknya. Orang tua tersebut mungkin memiliki pemikiran bahwa anaknya sudah mendapat pendidikan di sekolah, jadi tidak perlu ada proses pendidikan lagi di rumah. Padahal tidak seperti itu, orang tua yang dapat mendidik anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik, tentu akan meraih keberhasilan dalam proses belajarnya. Sebaliknya, orang tua yang tidak mengindahkan pendidikan anak, acuh tak acuh, bahkan tidak memperhatikan sama sekali, tentu tidak akan berhasil dalam belajarnya. Lalu apa saja yang bisa dilakukan supaya permasalahan tersebut tidak terjadi?
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam membentuk emosional anak yang baik supaya pendidikan seorang anak berhasil:
a. Orang tua memberikan teladan yang positif bagi anak-anaknya.