1. Meningkatnya kasus perundungan siber (cyberbullying) di kalangan remaja.
2. Eksposur terhadap konten tidak pantas dan potensi eksploitasi online.
3. Ketergantungan berlebihan pada media sosial yang berdampak pada kesehatan mental.
4. Kesenjangan digital antara orangtua dan anak yang menghambat pengawasan efektif.
 TUJUAN
1. Menganalisis peran krusial orangtua dalam membangun ketahanan remaja menghadapi tantangan pergaulan di era digital.
2. Mengidentifikasi strategi efektif  bagi orangtua untuk meningkatkan ketahanan mental remaja.
3. Memberikan rekomendasi praktis bagi orangtua dan pemangku kepentingan dalam mendukung perkembangan psikososial remaja di era digital.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dan analisis data sekunder. Sumber data meliputi:
1. Publikasi ilmiah dari jurnal nasional dan internasional terkait psikologi remaja, parenting, dan dampak teknologi digital (2018-2023).
2. Laporan statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), UNICEF, dan Kementerian terkait.
3. Studi kasus dan laporan program intervensi dari lembaga yang relevan.
ANALISIS DATA
1. Sintesis tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema utama dari berbagai sumber.
2. Analisis komparatif untuk membandingkan temuan dari berbagai konteks dan populasi.
3. Interpretasi kritis untuk mengembangkan implikasi praktis dan rekomendasi.
PEMBAHASAN
1. Tantangan Pergaulan Remaja di Era Digital
   Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2022) menunjukkan peningkatan 15% kasus perundungan siber pada remaja dibandingkan tahun sebelumnya. Studi oleh Universitas Indonesia (2023) mengungkapkan bahwa 65% remaja pernah terpapar konten pornografi secara tidak sengaja saat berselancar di internet. Fenomena ini menunjukkan urgensi peran orangtua dalam membangun "benteng digital" bagi anak-anak mereka.
2. Peran Krusial Orangtua dalam Membangun Ketahanan