Dalam rangkaian ibadah puasa, seorang hamba dilatih untuk membersihkan nafs atau jiwa dari perbuatan maksiat dan sifat-sifat tercela dengan cara menahan lapar dan dahaga sehari penuh, tidak berhubungan suami-istri, mengendalikan perbuatan keji yang akan membatalkan puasanya. Semua ini harus dilakukan dengan ikhlas dan rela, semata-mata untuk mencari ridha-Nya.
Jika nafs atu jiwa sudah dibersihkan, maka kecerdasan spiritual (SQ) akan muncul pada diri seseorang, kemudian akan mncul kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ).
"Sesungguhnya puasa itu perisai. Pada hari melaksanakan puasas janganlah orang yang berpuasa mengucapkan kata-kata kotor (rafats), tidak sopan dan tidak enak didengar, dan jangan pula rebut hingar-bingat bertengkar. Jika ada orang yang memaki atau mengajak berkelahi, maka hendaklah dikatakan kepadanya, 'Saya sedang puasa....'"
(Hadis Qudsi, HR. Bukhari dan Muslim, An-Nasa'i dan Ibn Hibban, bersumber dari Abu Hurairah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H