Mohon tunggu...
Nida Nafisah
Nida Nafisah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Kecil

Perjalanan hidup sering menjadi inspirasi saya saat menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengambil Pelajaran Berharga dari Kasus Pasutri Keji Di Bekasi

16 Januari 2025   17:28 Diperbarui: 16 Januari 2025   17:28 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaku Pembunuhan Balita Di Bekasi (Sumber : detiknews)

Siapa yang tak sedih mendengar berita ini? Siapa yang tega menghabisi anak sekecil itu? Anak dalam fase ceria dan ingin mengetahui banyak hal.

Manusia tidak ada yang mampu mengendalikan maut, jodoh, dan rezeki. Seperti nasib malang yang menimpa seorang balita di Bekasi karena orang tuanya suka mabuk lem. Nampaknya berita ini mengetuk banyak hati orang tua di luar sana, dimana banyak orang yang mendambakan seorang anak, tapi dia yang telah dititipi anugerah oleh Tuhan malah bertindak layaknya bukan manusia. 

Menurut berita yang beredar, sang balita disiksa, disundut rokok, dan ditendang oleh pelaku yang tidak lain adalah orang tuanya sendiri. Ia disiksa sampai tewas, karena sang balita muntah di teras minimarket tempat mereka sekeluarga mencari peruntungan. Dengan mengemis dan membawa anak berharap orang akan lebih iba pada mereka. 

Anak mereka muntah setelah minum susu pemberian orang lain, lalu sang ayah murka karena setelah sang anak muntah, mereka mendapatkan teguran untuk membersihkan kotoran bekas muntah anaknya. Padahal sebagai orang tua,  harusnya keadaan itu bisa menjadi indikator hati nuraninya agar mencurigai semua kejadian itu, boleh jadi anak memberi sinyal bahwa tubuh mereka sedang sakit atau salah makan dan minum. Baiknya segera diobati dan ditangani, selayaknya kasih sayang antar manusia, apalagi orang tua. 

Sayangnya, orang tua sang balita yang memiliki kebiasaan buruk, dan pola asuh yang tidak baik, membuat anaknya tersiksa setiap hari, apalagi dianiaya oleh orang tuanya sendiri. Orang tua yang seharusnya menjadi perlindungan terakhir baginya. Dilansir dari detiknews, usia ayah dan ibu korban adalah 19 dan 22 tahun, sedangkan sang balita berusia 3 tahun, jika dihitung berarti mereka telah memiliki putra saat usia mereka 17 dan 19 tahun, 

Padahal di usia itu manusia pada umumnya sedang asyik mengeksplor diri dan sibuk mencari hobi. Menekuni apa yang mereka suka, membuat organisasi sesuai kegemaran, mencari teman se-frekuensi juga masih banyak lagi kegiatan lainnya. Usia saat itu Manusia masih labil nafsunya, besar egonya, besar pula ambisinya.

Dari perjalanan hidup mereka, kita bisa mengambil hikmah yang sangat banyak dan mungkin bisa jadi teguran besar bagi kita sebagai orang tua dan sebagai sebagai manusia. Berikut ini ada sederet pesan berharga untuk kita, agar berpikir dan bertindak lebih baik saat bersosialisasi dengan orang-orang sekitar kita.

1. Jadikanlah Masa Remaja Sebagai Ajang Mengeksplor Banyak Hal Positif 

Seperti kata Rhoma Irama dalam penggalan lagunya 'masa muda adalah masa yang berapi-api yang maunya menang sendiri' Dalam usia ini, justru adalah waktu yang paling krusial untuk membentuk pengelolaan diri, disini kita bisa belajar disiplin, belajar mengenai banyak hal tentang kegiatan orang dewasa, dan mengerti perlahan bagaimana kehidupan yang sebenarnya. Usia ini adalah transisi dari jiwa anak yang tadinya apa-apa harus bersama orang tua, beralih ke masa dewasa yang bisa mungkin harus diambil oleh diri sendiri, salah satunya adalah mengambil keputusan, jadi jangan sampai salah mengambil keputusan di usia ini, kendalikan dirimu.

 2. Memilih Teman Bergaul Yang Membawa Kita Ke Fase Lebih Baik

Alangkah baiknya kita banyak bergaul dengan orang-orang yang positif. Seperti pebisnis, penyuka buku, bahkan pegiat organisasi yang bisa membawa kita menjadi lebih percaya diri. Jika kamu sekarang menekuni hobi menulis atau menyanyi, kamu bisa mengakses banyak informasi dan organisasinya secara online. 

3. Menjadi Orang Tua Yang Perhatian Pada Anak 

Anak usia remaja, dalam beberapa kesempatan mungkin akan mengambil kesimpulan sendiri dari setiap situasi. Boleh jadi dalam menghadapi masalah, mengambil keputusan, atau mengambil sikapnya sendiri. Masa remaja adalah masa di mana mulai lepas perlahan dirinya dengan pendapat kita sebagai orang tua.

 Jika biasanya dia akan bertanya pada kita Manakah yang lebih baik untuknya? Pada masa ini mereka biasanya akan belajar mengambil keputusan sendiri mana yang baik dan tidak untuknya. Jadi pastikan keputusan-keputusan yang anak ambil kita perhatikan, jangan sampai kita kecolongan atas apa yang mereka perbuat. 

4. Menjadi Orang Tua Yang Baik dan Memberi Pengasuhan Terbaik

Dari kasus orang tua Di Bekasi ini, kita bisa berkaca dan menerungi, apakah kita sebagai orang tua sudah sangat sabar menghadapi anak setiap harinya? Bukan hanya saat usia remaja, tapi sedari dia lahir ke dunia. Apakah kita sudah menjadi orang tua yang baik, memberi contoh yang baik, dan memberikan kasih sayang pada anak kita? 

Mari jadikan kasus ini sebagai evaluasi besar, apakah ada perbuatan kita yang membuat anak tersiksa batin, atau bahkan fisiknya?

 5. Berpikir Matang Sebelum Memutuskan Melanjutkan Hidup ke Jenjang Berikutnya

Menjadi orang tua adalah fase tanggung jawab besar, baik kepada negara ataupun kepada Tuhan. Ketika kita menjadi orang tua, kita akan dititipi pendidikan untuk generasi selanjutnya,  bagaimana kita membentuk pribadi mereka hari ini itu berarti mempersiapkan mental manusia 20 tahun yang akan datang. Keberlangsungan hidup mereka, sikap dan karakter mereka, pemenuhan gizi dan kesehatan mereka, adalah tanggung jawab orang tua sepenuhnya. 

Jadi, sebelum memutuskan untuk berpasangan dan menjadi orang tua, harus dipikirkan lebih matang dari hati yang terdalam, dan dari pemikiran yang seluas-luasnya. 

Itulah beberapa pesan penting yang bisa kita ambil dari kasus tersebut. Semoga tidak ada balita lain lagi yang mengalami kejadian serupa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun