Mohon tunggu...
Nida Amatul Firdausnah
Nida Amatul Firdausnah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Mahasiswa Magister Pendidikan

Satu peluru mungkin hanya mampu menembus satu kepala, namun satu gagasan mampu menembus jutaan kepala. -Sayyid Quthb

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Tahapan Perkembangan Anak yang Orang Tua Perlu Ketahui

11 Juni 2023   19:38 Diperbarui: 24 Oktober 2023   10:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap ini merupakan tahap emas untuk menanamkan keyakinan dan nilai-nilai kehidupan. Luangkan waktu sebanyak-banyaknya untuk menanamkan keimanan. Kaitkan dengan seluruh aspek kehidupan secara konsisten dan kongruen agar tumbuh keyakinan yang berurat dan berakar dalam jiwa mereka. Kelak ketika kita mengajarkan mereka untuk beribadah, menyembah kepada Tuhan, mereka akan melakukannya dengan penuh cinta.

c. Tahap Logika

Tahap ini berada pada rentang usia 7 hingga kurang lebih 10 atau 11 tahun. Anak-anak mulai belajar memecahkan masalah-masalah sederhana, memahami hubungan sebab-akibat, sifat egosentrisnya semakin berkurang sehingga lebih bisa memahami perasaan orang lain, dan siap menerima tugas-tugas rutin secara bertahap mulai dari yang sederhana.

Gelombang otak dominan di usia ini adalah pada kondisi alpha, yaitu pada kondisi relaks dan sugestif. Pada usia ini anak-anak sudah berinteraksi dengan orang lain di luar keluarganya. Maka nilai-nilai dan keyakinannya mulai dipengaruhi oleh sumber-sumber lain di luar keluarga. Oleh karena itu, ikatan dan kepercayaan anak pada orangtua yang terbentuk di tahap sebelumnya sangat menentukan, apakah anak akan lebih mengindahkan pengaruh orangtuanya atau justru tertarik keluar.

Orang tua masih perlu berhati-hati dengan keyakinan-keyakinan yang ditanamkan pada anak. Kesalahan menanamkan keyakinan di rentang usia ini biasanya berkaitan dengan akademis dan pencapaian hidup.

d. Tahap Interaksi

Pada usia 12 tahun keatas, anak-anak sudah memasuki usia remaja, sudah mampu diajak berdiskusi. Inilah saat yang tepat untuk mulai menyusun rencana masa depan, cita-cita, dan strategi pencapaiannya. Gelombang otaknya memasuki dominan beta, yaitu gelombang yang sama dengan orang dewasa pada umumnya. Disinilah periode awal aktualisasi diri ketika mereka mulai membangun citra dan membentuk mekanisme pertahanan diri.

Kita akan menemui masa-masa saat terjadi argumentasi yang sengit, menghindar dan tidak suka lagi menceritakan semua hal kepada orang tua jika ia tidak merasa nyaman. Namun jika kita sudah memberikan contoh yang baik dalam berkomunikasi ditahap-tahap perkembangan sebelumnya, membangun kepercayaan dan kedekatan, maka masa ini justru menjadi masa yang menyenangkan karena akan dipenuhi dengan diskusi-diskusi yang menarik sebagaimana layaknya berdiskusi dengan teman. Anak juga sudah bisa bertanggungjawab atas tugas-tugas pribadinya bahkan menggantikan tugas-tugas kita.

Pada rentang usia 12-15 tahun, pada umumnya anak-anak sudah memasuki masa puber akil balig. Seharusnya pada masa ini terjadi keseimbangan antara kematangan fisik dengan kematangan psikologis. Oleh karena itu, selain menanamkan pohon ketaatan, akan juga harus dilatih untuk:

  • Memimpin baik diri sendiri maupun orang lain.
  • Kemampuan bertahan hidup mandiri (basic life skills) dengan mengurus keperluan dasarnya seperti menyiapkan makanan, pakaian, dll.
  • Mencari penghasilan dan merawat makhluk hidup.
  • Mampu fokus pada solusi, bukan hanya fokus pada masalah.

Manusia belajar dengan cara meniru atau memodel. Jadilah model terbaik sesuai dengan kriteria yang kita harapkan dari anak. Jika kita menginginkan anak-anak mempunyai kebiasaan dan perilaku yang baik, lakukan terlebih dahulu. Bagaimana anak akan belajar sopan santun jika orang tuanya terbiasa menyuruhnya dengan teriakan. Bagaimana bisa menginginkan anak suka beribadah jika orang tuanya tidak rajin beribadah. Ubahlah diri kita sendiri sebelum mengubah anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun