Bulan Dzhulhijjah merupakan salah satu bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam yang dimana didalamnya terdapat momen spesial yaitu Idul Adha atau yang sering masyarakat kita sebut Hari Raya Qurban. Waktu penyembelihan qurban dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah hingga 3 hari tasyrik 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Sejatinya, qurban bukanlah acara seremonial biasa yang dilakukan untuk menjaga tradisi, namun banyak sekali pesan tersirat dalam pengamalan ibadah satu ini.
Masyarakat kita sering kali salah kaprah mengartikan qurban. Qurban sendiri secara bahasa artinya bukan menyembelih. Melansir dari Dompet Dhuafa, qurban berasal dari kata qariba yaqrobu qurbanan wa wirbanan yang artinya mendekat. Ini artinya qurban adalah salah satu bentuk ibadah yang dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
1. Qurban dan Kisah Habil dan Qabil
Berqurban erat kaitannya dengan sebuah peristiwa yang dimana Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail, yang kemudian digantikan oleh Allah dengan seekor domba yang gemuk. Menurut tafsir Ibnu Abbas, domba yang Allah gunakan untuk menggantikan Nabi Ismail adalah domba yang pernah Habil, anak Nabi Adam, persembahkan untuk Allah.
Sebelum perintah berqurban ini turun kepada Nabi Ibrahim, Allah telah menurunkan tanda untuk berqurban kepada anak-anaknya Nabi Adam, Habil dan Qabil. Singkatnya, Allah memerintahkan Nabi Adam untuk menikahkan anak-anaknya secara silang, bukan dengan saudara kembarnya sendiri. Habil dengan Iqlima dan Qabil dengan Labunda. Namun Qabil menolak menikah dengan Labunda karena ia tidaklah secantik Iqlima, saudara kembarnya.
Lalu Allah memerintahkan mereka berdua untuk memberi persembahan terbaik (qurban) untuk menentukan siapakah diantara keduanya yang berhak menikahi saudara perempuannya yang diperebutkan itu. Qabil yang seorang ahli cocok tanam memberikan hasil panen berupa seikat gandum yang buruk sementara Habil yang seorang peternak mempersembahkan seekor domba putih bertanduk lagi gemuk.
Pada akhirnya Allah lebih menerima qurbannya Habil sementara qurban Qabil tertolak sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Ma'idah ayat 27. "Berkata Habil, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa." Â Allah kemudian memelihara domba dari Habil di surga selama 40 tahun yang kemudian diturunkan kembali menggantikan Nabi Ismail saat ayahnya Nabi Ibrahim hendak menyembelihnya.
2. Qurban Bukanlah Ritual Menumpahkan Darah untuk Menebus Dosa ataupun Pemujaan
Sebelum Islam datang, ritual penyembelihan hewan sejatinya sudah dilakukan oleh orang-orang Arab jahiliyah maupun kaum Yahudi sebagai persembahan untuk pemujaan, meminta kekayaan dan perlindungan kepada Tuhan yang mereka yakini. Namun apakah ibadah penyembelihan qurban yang umat Islam lakukan sama seperti agama-agama lain?
Dilansir dari Republika.com, Ibadah qurban sama halnya dengan ibadah haji, bersifat simbolik. Qurban bukanlah sebuah ritual menumpahkan darah untuk mendapatkan pertolongan Allah melalui kematian makhluk lain. Qurban bagi umat Islam adalah ungkapan terima kasih kepada Allah atas limpahan rezeki dengan cara berbagi makanan berharga bagi orang-orang yang tidak mampu.Â
Penyembelihan qurban juga bukan untuk mendamaikan Tuhan yang sedang marah ataupun untuk menebus dosa-dosa sebagaimana yang diyakini umat Kristen. Penyembelihan qurban menurut Islam adalah untuk memadamkan ego dan keinginan pribadi kepada Allah serta mengajarkan kita arti keikhlasan terhadap segala titipan Allah. Seperti yang termaktub dalam Al-Quran surat As-Safat ayat 102-107.