Setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing. Ada yang menyadari dan mengakui kelebihannya, menyadari dan tidak mengakui kelebihannya, dan kondisi yang parah ialah tidak menyadari dan tidak mengakui kelebihannya. Sadar ataupun tidak sadar, diakui ataupun tidak diakui, setiap orang mempunyai potensi masing-masing dan tentunya akan sangat baik jika potensi yang mana anugerah dari Tuhan itu disyukuri dengan mengoptimalkannya sebaik-baiknya.
Aku hanya ingin membagi kisah diriku lewat tulisan ini. Mungkin, banyak orang yang memiliki hobi sama sepertiku yaitu menulis. Menulis apa? Apa saja. Namun, inilah satu pertanyaan yang baru aku sadari jawaban yang paling tepatnya. Setiap penulis (lebih tepatnya orang yang hobi menulis) sering ditanya orang, “Kenapa sih kamu suka nulis?” dan jawabannya tentu beragam, senang aja, pelepas stress gituuuh, emmm apa ya? (balik nanya), biar bisa diterbitin dan lain-lain. Tapi, baru aku sadar saat aku menenggelami hobi ini beberapa tahun lamanya. Aku tersadarkan lewat kisah dari penulis-penulis kondang, kisah teman seperjuangan, serta dari nasihat orang-orag terdekat.
Dulu, saat ditanya dengan pertanyaan di atas, aku sering menjawab dengan kalimat, “Karena aku senang setelah aku menulis” akan tetapi, sepertinya jawabanku itu masih mengandung unsur keegoisan. “Senangi apa yang harus kamu lakukan, jangan hanya melakukan apa yang kamu senangi” (My Uncle, 2014). Aku sadar, bahwa aku tidak boleh egois. Menebar kebermanfaatan adalah esensi yang harus dibubuhkan dalam tulisan-tulisan kita. Bismillah, let’s make the change!
Dari kesadaran akan kebermanfaatan tulisan itu, timbullah suatu motivasi untuk terus meningkatkan kualitas dari setiap tulisan. Aku bersyukur karena Tuhan mempertemukan aku dengan seorang teman yang masih sangat gigih dalam menulis dan memperbaiki kualitas tulisannya. Ia juga tidak segan untuk memberi ilmu yang didapatkannya. Inilah salah satu dari sekian banyak pelajaran darinya. Saat itu, ia telah mengikuti seminar kepenulisan Tere Liye dan ia membagi ilmu dari hasil seminarnya itu,
Jadi, setelah ratusan detik memfokuskan pandangan dalam layar, apa yang kamu dapat dari tulisan ini? Adakah segi kebermanfaatan yang bisa dipetik? Bismillah, semoga kita senantiasa menebar kebermanfaatan dalam setiap goresan hobi yang kita senangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H