Mohon tunggu...
Nida AufinaAqadri
Nida AufinaAqadri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nida lahir di Bandung

halo selamat datang, selamat membaca. enjoy...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demam Hilang dan Anosmia Datang, Apakah Covid-19?

30 Juli 2021   14:00 Diperbarui: 30 Juli 2021   14:24 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu setiap orang pernah mengalami yang namanya demam. Sudah menjadi hal yang lumrah terjadi jika seseorang mengalami demam. Demam itu sendiri merupakan penyakit yang umum terjadi di kalangan masyarakat. Demam menandakan adanya penyakit ataupun kondisi lain di dalam tubuh. Biasanya ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 38C. Demam bisa terjadi pada siapapun, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Demam biasanya dipicu oleh beberapa penyakit seperti flu, dan radang tenggorokan. Adapun faktor kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya demam seperti paparan cuaca yang panas, siklus  menstruasi, serta efek samping pada obat obatan tertetntu. Namun, demam kini menjadi salah satu gejala COVID-19 yang harus kita waspadai.

            Ya, COVID-19 sepertinya sedang menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Seperti yang kita ketehaui, COVID-19 atau yang biasa kita sebut virus Corona ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Adapun beberapa gejala yang biasa terjadi pada pasien penderita COVID-19 itu sendiri diantaranya:

  • Demam (suhu tubuh di atas 38C)
  • Sesak napas
  • Batuk kering
  • Sakit kepala
  • Diare
  • Hilangnya kemampuan mengecap rasa dan mencium bau (anosmia)

Namun, belakangan ini ramai soal maraknya kasus demam yang kemudian di susul dengan hilangnya kemampuan mengecap rasa dan mencium bau (anosmia). Sudah sangat jelas kalau deman dan anosmia itu sendiri merupakan salah satu gejala COVID-19. Lalu, bagaimana kita bisa mengetahui apakah kita terpapar virus Corona atau tidak?

            Alangkah baiknya jika anda mengalami gejala gejala di atas segera lakukan rapid test atau PCR, untuk memastikan apakah anda terpapar virus Corona atau hanya demam biasa saja. Bila anda mungkin terpapar virus Corona, sesegera mungkin lakukan isolasi mandiri selama 14 hari (2 minggu). Sampai saat ini masih belum ada obat yang pasti untuk dapat mengatasi penyakit COVID-19. Jika anda hanya mengalami gejala ringan dan diharuskan untuk isolasi mandiri, maka anda harus perhatikan beberapa hal berikut:

  • Selalu gunakan masker saat berinteraksi dengan anggota keluarga dirumah
  • Jaga jarak dengan orang satu rumah
  • Tidak keluar rumah selama 2 minggu
  • Jaga kebersihan, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
  • Banyak minum air putih
  • Istirahat yang cukup
  • Konsumsi obat yang di sarankan dokter
  • Jika gejala memburuk segera hubungi dokter

Adapun jika selama 2 minggu isolasi kemudian gejala membaik, untuk memastikan anda sudah sembuh atau belum akan lebih baik untuk melakukan rapid test atau PCR di rumah sakit terdekat.

            Ada peribahasa 'lebih baik mencegah daripada mengobati'. Sama seperti kasus COVID-19 ini, tentu kita semua tidak menginginkan hal ini ternjadi pada kita maupun keluarga kita sendiri. Maka dari itu untuk mencegah terpaparnya virus COVID-19 anda perlu meperhatikan hal-hal berikut:

  • Tetap jaga jarak dengan orang lain minimal 2 meter
  • Gunakan masker saat beraktivitas diluar rumah
  • Rutin mencuci tangan dengan sabun ataupun hand sanitizer
  • Jangan sentuh area muka (mata, mulut, dan hidung) sebelum cuci tangan
  • Jaga kebersihan lingkungan sekitar
  • Lakukan vaksinasi COVID-19

Nah, jika anda sudah melakukan pencegahan tersebut, maka sudah dipastikan anda sudah selangkah lebih jauh dari yang namanya virus Corona. Tetapi alangkah baiknya lagi jika anda ikut vaksinasi COVID-19 agar tubuh senantiasa kebal dan dapat dengan cepat mengenali ataupun melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Yuk Vaksin! (hanya untuk orang dewasa diatas 18 tahun. Tidak diperuntukan untuk anak-anak ataupun remaja dibawah 18 tahun dan orang yang menderita penyakit tertentu seperti asma, atau diabetes).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun