Pabrik gula merupakan salah satu industri penting yang berkontribusi pada perekonomian daerah dan nasional. Salah satu pabrik gula yang cukup terkenal di Indonesia adalah Pabrik Gula Ngimbang yang terletak di Lamongan, Jawa Timur. Meskipun keberadaan pabrik ini memberikan banyak manfaat ekonomi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa operasional pabrik gula juga memiliki dampak terhadap lingkungan. Berikut ini adalah beberapa dampak yang timbul dari aktivitas pabrik gula Ngimbang Lamongan terhadap lingkungan.
 1. Pencemaran Udara
Proses produksi gula menghasilkan emisi gas, seperti karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen oksida (NOx). Gas-gas ini dapat menyebabkan pencemaran udara yang berdampak negatif pada kesehatan masyarakat sekitar dan ekosistem. Pembakaran bagasse (ampas tebu) untuk menghasilkan energi juga menyumbang pada emisi partikel halus yang dapat menyebabkan masalah pernapasan.
 2. Pencemaran Air
Pabrik gula menggunakan banyak air dalam proses produksinya, terutama dalam tahap ekstraksi dan pencucian tebu. Air limbah yang dihasilkan sering mengandung bahan organik, kimia, dan zat beracun lainnya yang dapat mencemari sumber air lokal jika tidak dikelola dengan baik. Pembuangan air limbah tanpa pengolahan yang memadai dapat menyebabkan eutrofikasi, yang mengarah pada penurunan kualitas air dan kerusakan ekosistem perairan.
3. Pengelolaan Limbah Padat
Pabrik gula menghasilkan limbah padat seperti bagasse, blotong (ampas tebu setelah diekstraksi sari patinya), dan abu dari pembakaran bagasse. Jika limbah ini tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air. Namun, limbah ini juga memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali, misalnya sebagai bahan bakar alternatif atau pupuk organik, jika diolah dengan benar.
4. Dampak pada Kualitas Tanah
Penggunaan bahan kimia dalam pertanian tebu dan proses produksi gula dapat mempengaruhi kualitas tanah. Pencemaran tanah oleh residu pestisida dan pupuk kimia dapat mengurangi kesuburan tanah dan merusak mikroorganisme yang penting untuk kesehatan tanah. Ini juga dapat mengganggu pertanian lain di sekitar pabrik.
5. Kebisingan
Operasional pabrik gula, terutama selama musim giling, menghasilkan kebisingan yang tinggi. Kebisingan ini dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan penduduk sekitar, menyebabkan stres dan gangguan tidur.
Upaya Mitigasi
Untuk mengurangi dampak lingkungan dari pabrik gula Ngimbang Lamongan, beberapa langkah mitigasi dapat diambil:
- Pengolahan Limbah Air:Â
Menggunakan teknologi pengolahan air limbah yang efektif untuk mengurangi pencemaran air sebelum dibuang ke lingkungan.
- Pemanfaatan Limbah Padat:Â
Mengolah bagasse dan blotong menjadi produk yang bermanfaat, seperti pupuk organik atau bahan bakar alternatif.
- Kontrol Emisi Udara:Â
Menggunakan peralatan dan teknologi yang dapat mengurangi emisi gas berbahaya ke udara.
- Program Reboisasi :
 Menanam pohon di sekitar area pabrik untuk menyerap CO2 dan memperbaiki kualitas udara.
- Pengelolaan Bahan Kimia:Â
Menggunakan bahan kimia ramah lingkungan dalam proses produksi dan pertanian tebu untuk mengurangi pencemaran tanah dan air.
Pentingnya peran pemerintah dan perusahaan dalam mengawasi serta menerapkan praktik industri yang ramah lingkungan tidak bisa diabaikan. Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat juga diperlukan untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan di sekitar Pabrik Gula Ngimbang Lamongan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H