Dalam proses menulis, pemilihan sudut pandang adalah salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh seorang penulis. Sudut pandang yang digunakan, baik itu orang ketiga, pertama, atau kedua, memiliki peluang unik dan batasan-batasannya masing-masing.
Sudut pandang orang ketiga
Dalam sudut pandang orang ketiga, narator berperan sebagai pengamat dari luar cerita, memberikan gambaran yang lebih luas tentang tokoh dan peristiwa yang terjadi di dalam cerita.
Dalam dongeng Rapunzel, kita melihat bagaimana sudut pandang orang ketiga digunakan untuk menggambarkan interaksi antara Pangeran dan Rapunzel dengan cara yang obyektif. Narator tidak hanya mengikuti satu karakter, namun dapat melibatkan berbagai tokoh dalam cerita.Â
"Rapunzel, Rapunzel," panggil Pangeran, "turunkan rambutmu." Rapunzel melepas kepangan rambutnya dan melemparkannya ke luar jendela. Sang Pangeran memanjat rambut panjangnya ke dalam menara.
Salah satu batasan yang dimiliki oleh sudut pandang orang ketiga adalah narator harus sedikit terpisah dari para tokohnya. Terkadang, sudut pandang orang ketiga juga bisa terbatas, hanya fokus pada pikiran dan perasaan satu tokoh saja.
Namun, kekuatan sudut pandang orang ketiga terletak pada kemampuannya untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada pembaca. Narator dapat berpindah-pindah antara berbagai tokoh dan memberikan wawasan yang mendalam tentang hubungan antar tokoh. Dengan sudut pandang ini, pembaca dapat memahami dinamika cerita secara menyeluruh dan merasakan keterlibatan yang lebih luas.
Sudut pandang orang pertamaÂ
Sudut pandang orang pertama adalah pendekatan penceritaan yang melibatkan tokoh dalam cerita sebagai naratornya, memberikan sudut pandang yang lebih personal dan langsung. Dalam dongeng Rapunzel, jika Pangeran menjadi narator dengan sudut pandang orang pertama, cerita akan disampaikan melalui lensa pengalaman dan emosi Pangeran.
Ujung rambut ikal Rapunzel terhempas di kakiku. Aku meraihnya dan mulai memanjat ... uh! Aku tak bisa melepaskan diri. Helai rambutnya menyelimuti tubuhku, menempel di peluhku.
Salah satu kekuatan sudut pandang orang pertama adalah kemampuannya untuk menciptakan atmosfer dramatis dalam cerita. Narator yang langsung terlibat dalam peristiwa dapat memberikan nuansa emosional yang kuat kepada pembaca, membuat mereka terlibat secara langsung dalam konflik dan perjalanan tokoh.
Namun, kelemahan dari sudut pandang orang pertama adalah keterbatasan pengetahuan narator tentang cerita. Pembaca hanya akan melihat cerita dari perspektif satu tokoh, sehingga informasi yang diberikan mungkin terbatas dan terkadang subjektif. Hal ini dapat menciptakan ketegangan dan kebingungan saat pembaca memperoleh informasi bersama dengan tokoh utama.
Sudut pandang orang pertama juga memberikan kebebasan bagi narator untuk berkhayal atau tidak jujur dalam menyampaikan pengalaman. Hal ini dapat menambah dimensi ke dalam cerita, namun juga menuntut kehati-hatian dalam menghadirkan kejujuran dan konsistensi dalam narasi.
Sudut pandang orang kedua
Sudut pandang orang kedua merupakan pendekatan penceritaan yang unik, di mana narator memfokuskan ceritanya kepada pembaca dengan menyajikan cerita seolah-olah pembaca sendiri adalah tokoh utama dalam cerita. Dalam sudut pandang ini, narator menggunakan kata 'kamu' untuk merujuk kepada pembaca, menciptakan kedekatan langsung antara pembaca dan cerita yang disampaikan.
Dia memanggilmu. Dia mau kau menurunkan rambutmu. Kau baru saja selesai mengepangnya, tapi hei! Kau tak sering dikunjungi.
Sudut pandang orang kedua seringkali tidak umum digunakan dalam karya sastra, karena penulis harus mampu meyakinkan pembaca untuk mengidentifikasi diri mereka sebagai tokoh utama dalam cerita. Namun, ketika digunakan dengan tepat, sudut pandang ini dapat membangun rasa urgensi dan ketegangan yang intens dalam narasi.
Bagaimana denganmu? Sudut pandang mana yang kamu pilih untuk ceritamu? Bagikan pengalaman dan pemikiranmu dalam memilih sudut pandang yang tepat untuk menciptakan cerita yang kuat dan memikat.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H