Biasanya, menjalin hubungan percintaan mengandung momen-momen romantis dan perasaan diliputi kebahagiaan. Namun kenyataannya, hubungan percintaan juga tak terhindar dari yang namanya permasalahan atau konflik.Â
Umumnya, permasalahan atau konflik ini muncul pada awal hubungan dan cenderung meningkat ketika hubungan menjadi lebih serius. Permasalahan atau konflik dapat dilakukan oleh pihak laki-laki maupun pihak perempuan.Â
Salah satu permasalahan atau konflik dalam hubungan percintaan adalah gaslighting (memojokkan). Banyak orang merasa sangat sulit untuk mengakhiri hubungan yang gaslighting. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kepercayaan diri mereka seiring berjalannya waktu serta meningkatnya ketergantungan pada pelaku gaslighting. Berikut lima cara mengatasi gaslighting seperti disadur dari Psychology Today dan jurnal TUTURAN.
Kenali tanda-tanda hubungan yang gaslighting
Cari tahu tanda-tanda hubungan yang gaslighting, kemudian kenali. Setelah kamu mengenalinya, nilai dan evaluasi hubungan kamu. Apakah kamu berada dalam hubungan yang gaslighting atau tidak.
Tetap teguh pada keyakinan dan pemahaman diri sendiriÂ
Cobalah untuk tidak membiarkan pelaku gaslighting mengubah pandangan kita dengan menyatakan dan mempertahankan keyakinan kita atas apa yang kita ketahui dan lihat.Â
Menurut Charlie Huntington, M.A., Ph. D, gaslighting adalah perilaku yang dirancang untuk membuat seseorang meragukan perasaannya sendiri. Kemudian menurut pendapat Abramson, akhir dari perbuatan gaslighting adalah membuat korban setuju dengan apa yang dikatakan pelaku gaslighting karena korban tidak lagi percaya dengan pikiran dan perasaan mereka sendiri.
Oleh karenanya tetap teguh. Kamu dapat mengatakan hal-hal seperti, "Saya tahu apa yang kamu katakan" atau "Saya tahu apa yang saya lihat". Dengan tidak menyerah pada cerita pelaku gaslighting, kita dapat mempertahankan kekuatan dan integritas kita.
Jauhkan diri
Jangan merasa tidak nyaman menjadi orang yang memilih untuk mengakhiri percakapan. Tidak perlu ada 'pemenang' dan 'pecundang' dalam sebuah argumen. Kamu mempertahankan kekuatanmu ketika kamu meninggalkan percakapan sebelum kamu merasa dikecilkan atau direndahkan.
Tetapkan fokus percakapan
Jangan mencoba membuat pelaku gaslighting melihat sudut pandang kamu. Tetaplah fokus hanya untuk menyampaikan pemikiran atau perasaan kamu. Memberikan bukti kepada pelaku gaslighting untuk mendukung kasus bahwa kamu sedang di gaslighting tidak akan berhasil.Â
Sebagai gantinya, fokuslah pada pernyataan seperti, "Perasaan saya benar, mohon jangan diremehkan", "Tolong jangan beri tahu saya apa yang saya rasakan atau bagaimana saya harus merasa", atau "Tolong jangan beri tahu saya cara berpikir atau apa yang seharusnya saya pikirkan."
Menulis jurnal untuk melacak pola gaslighting
Seiring waktu, menulis pengalamanmu dalam jurnal dapat membantumu melacak pola gaslighting. Menulis jurnal juga akan membantumu memasuki kenyataan yang berbeda dari apa yang coba dihadirkan oleh pelaku gaslighting. Ini akan membantu membangun kepercayaan diri dan mengurangi keraguan diri kamu.
Perilaku gaslighting sudah seperti penyakit menular, dengan hampir satu dari setiap dua orang mengalami setidaknya satu hubungan yang melibatkan perilaku ini selama hidup mereka.Â
Jika cara ini tidak membantumu melanjutkan hubungan yang sehat, ingatlah bahwa ada profesional yang dilatih untuk membantu kamu. Baik itu kamu lebih suka berbicara kepada psikiater, tokoh agama, atau support group, selalu ada orang yang dapat memandu kamu dalam menentukan langkah terbaik berikutnya. Kamu tidak sendiri!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H