Jangan merasa tidak nyaman menjadi orang yang memilih untuk mengakhiri percakapan. Tidak perlu ada 'pemenang' dan 'pecundang' dalam sebuah argumen. Kamu mempertahankan kekuatanmu ketika kamu meninggalkan percakapan sebelum kamu merasa dikecilkan atau direndahkan.
Tetapkan fokus percakapan
Jangan mencoba membuat pelaku gaslighting melihat sudut pandang kamu. Tetaplah fokus hanya untuk menyampaikan pemikiran atau perasaan kamu. Memberikan bukti kepada pelaku gaslighting untuk mendukung kasus bahwa kamu sedang di gaslighting tidak akan berhasil.Â
Sebagai gantinya, fokuslah pada pernyataan seperti, "Perasaan saya benar, mohon jangan diremehkan", "Tolong jangan beri tahu saya apa yang saya rasakan atau bagaimana saya harus merasa", atau "Tolong jangan beri tahu saya cara berpikir atau apa yang seharusnya saya pikirkan."
Menulis jurnal untuk melacak pola gaslighting
Seiring waktu, menulis pengalamanmu dalam jurnal dapat membantumu melacak pola gaslighting. Menulis jurnal juga akan membantumu memasuki kenyataan yang berbeda dari apa yang coba dihadirkan oleh pelaku gaslighting. Ini akan membantu membangun kepercayaan diri dan mengurangi keraguan diri kamu.
Perilaku gaslighting sudah seperti penyakit menular, dengan hampir satu dari setiap dua orang mengalami setidaknya satu hubungan yang melibatkan perilaku ini selama hidup mereka.Â
Jika cara ini tidak membantumu melanjutkan hubungan yang sehat, ingatlah bahwa ada profesional yang dilatih untuk membantu kamu. Baik itu kamu lebih suka berbicara kepada psikiater, tokoh agama, atau support group, selalu ada orang yang dapat memandu kamu dalam menentukan langkah terbaik berikutnya. Kamu tidak sendiri!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H