Berhenti melakukan self harm adalah langkah penting menuju pemulihan dan kesejahteraan mental. Agar bebas dari tindakan merugikan tersebut, ada beberapa cara yang dapat diambil, dari mencari dukungan, mengidentifikasi pemicu, hingga menemukan pengganti tindakan yang lebih aman.Â
Dengan menggunakan cara-cara ini, Anda dapat membangun fondasi yang kuat untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dan meraih kesejahteraan mental yang lebih baik. Berikut cara berhenti melakukan self harm seperti dilansir dari HelpGuide:
1. Curhat
Jika ingin meminta bantuan kepada orang lain untuk berhenti melakukan self harm, langkah pertama yang harus dilakukan adalah curhat.
Meskipun terasa menakutkan untuk memberi tahu orang lain tentang apa yang sudah susah payah Anda sembunyikan, tetapi percayalah, Anda akan merasa lega karena akhirnya bisa melepaskan rahasia Anda dan membagikan apa yang Anda alami kepada orang lain.
Anda mungkin kesulitan untuk memutuskan siapa yang dapat Anda percayai untuk membocorkan privasi. Pilihlah seseorang yang tidak akan bergosip atau seseorang yang mengendalikan kesembuhan Anda. Cari orang yang membuat Anda merasa diterima dan didukung, bisa teman, guru, pemuka agama, konselor, atau saudara.Â
Namun, Anda tidak harus memilih seseorang yang dekat dengan Anda. Terkadang lebih mudah berbicara dengan seseorang yang Anda hormati seperti guru, pemuka agama, atau konselor.
Ketika curhat tentang self harm, fokuslah pada perasaan Anda atau situasi yang menyebabkan Anda melakukan self harm, daripada menceritakan secara mendetail bagaimana Anda melakukan perilaku melukai diri tersebut. Hal ini dapat membantu mereka memahami mengapa Anda sampai melakukan self harm. Ini juga membantu memberi tahukan mereka alasan Anda jadi memberi tahu mereka. Apakah Anda ingin bantuan atau saran dari mereka? Apakah Anda hanya ingin mereka mengetahuinya untuk sekedar melepaskan rahasia Anda?
Ketika ingin curhat, pilihlah cara berkomunikasi yang paling nyaman. Jika Anda terlalu gugup untuk berbicara langsung, Anda bisa curhat melalui chat WhatsApp, telepon, atau SMS (walaupun pada akhirnya penting untuk menindaklanjuti percakapan secara tatap muka).Â
Jangan merasa tertekan untuk menceritakan hal-hal yang belum siap Anda bicarakan. Anda tidak perlu menunjukkan luka Anda kepada mereka atau menjawab pertanyaan apa pun yang Anda rasa tidak nyaman untuk dijawab.