Mohon tunggu...
Nida Alvi Zafrina
Nida Alvi Zafrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - you deserve better!

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 20107030088 suka makan 🍽

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempertahankan Usaha di Tengah Pandemi dengan Strategi Penjualan Pre-Order

26 Juni 2021   13:12 Diperbarui: 26 Juni 2021   13:25 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
milkshake, salah satu minuman yang dijajakan, sumber : dokpri pemilik usaha

Pada awal Maret 2020, virus Covid-19 sudah mulai masuk ke Indonesia dan menyebarkan virusnya hingga saat ini. Adanya Covid-19 ini dan variasi-variasi virus yang baru membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mematuhi protokol kesehatan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan juga membatasi mobilitas dan interaksi.

Saat ini, ketika telah ditetapkannya era new normal, angka kasus positif di Indonesia melonjak pesat. Dilansir dari covid19.go.id, per tanggal 21 Juni 2021, angka positif Covid-19 di Indonesia mencapai 2.004.445 jiwa.

Dengan melonjaknya angka positif ini disebabkan oleh varian-varian virus baru yang hadir dalam masyarakat, masyarakat yang mulai abai dalam menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan menggunakan air dan sabun yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi. Selain itu, pemerintah juga dianggap kurang maksimal dalam menerapkan testing, tracing, dan treatment.

Seiring dengan melonjaknya angka kasus positif ini, pandemi Covid-19 juga berakibat banyak pada berbagai bidang, seperti pada bidang pendidikan, pariwisata, pertanian, dan lain-lain. Salah satunya yang terdampak yang akan diuraikan adalah pada bidang ekonomi yang berdampak pada UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang menjadikan usaha-usaha yang didirikan menjadi sepi, bahkan terancam gulung tikar.

Namun, tidak semua usaha mengalami gulung tikar, bisa juga diatasi dengan strategi agar bisnis ini tetap berjalan lancar meskipun sedang berada dimasa pandemi. Salah satunya adalah usaha ayam geprek milik Rahma (19), yang diumur muda sudah memiliki ide untuk berbisnis ayam geprek.

Saat memiliki ide ini, Rahma masih bersekolah di SMK N 2 Depok Yogyakarta atau yang biasa dikenal dengan STM Pembangunan atau lebih singkatnya STEMBAYO. Rahma ini adalah seorang siswi jurusan Teknologi Komputer Jaringan (TKJ) dengan masa pendidikan yang tiga tahun.

Ayam geprek ini beralamat di Bulu, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Apabila kesulitan mencari lokasi warung ayam geprek ini, jangan khawatir karena Rahma telah membuat alamat warung ayam geprek ini agar bisa diakses melalui google maps dengan kata kunci "Warung Makan Kebun Jambu" atau mencari lokasi mapsnya di akun instagramnya (@kebunjambu.eat).

Tidak hanya bisa dimakan di tempat, ayam geprek ini juga bisa disantap di rumah bersama keluarga maupun orang-orang yang disayang. Bagi kamu yang makan di tempat, tidak perlu khawatir apabila akan tertinggal waktu sholatnya, karena tepat di depan warung ayam geprek ini terdapat masjid untuk beribadah.

Usaha ayam geprek milik Rahma ini didirikan sejak dirinya masih bersekolah. Ketika ditanya apa alasan dari mendirikan usaha ayam geprek, beginilah jawabannya.

"Sejak desember 2019 dengan alasan ingin mencari uang tambahan dan belajar bisnis," ujar Rahma. Rahma juga menambahkan alasannya berbisnis ayam geprek "Karena pada saat itu saudaraku buka ayam geprek, terus aku diajarin caranya. Terus juga karena targetku ke temen-temen sekolah, biar mereka ga harus makan ayam geprek jauh-jauh ke warungnya."

Yang disaat sebelum pandemi, Rahma menjajakan ayam gepreknya kepada teman-teman di sekolahnya. Bahkan, tidak hanya kepada teman-temannya, para guru-guru serta karyawan di SMK N 2 Depok pun turut melarisi dagangan Rahma ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun