Di sebelah kiri  gerbang atau di dekat kolam Umbul Pamucar terdapat bangunan tinggi yang menyerupai menara. Di Dalamnya terdapat ruangan yang dulunya menjadi tempat tidur raja yang masih lengkap dengan dipannya. Dinding-dinding ruangannya terlihat sudah lama karena berlumut dan memang sengaja tidak di renovasi sesuai kebijakan keraton agar tidak menghilangkan keesensiannya.Â
Di sebelah kamar raja terdapat satu kolam lagi yang dinamakan Umbul Panguras yang khusus digunakan untuk Raja. Tidak kalah indah dari dua kolam di luar menara. Umbul Panguras ini terletak memisah dari dua kolam lain. Â Konon katanya dahulu, raja akan mengamati para selirnya mandi dari atas menara kemudian ia akan melemparkan bunga kenanga ke salah satu selir yang ia inginkan untuk menemani mandi di kolam Umbul Panguras.
Di sisi sebelah kanan dekat kolam Umbul Kawitan juga terdapat dua ruangan berupa bangunan tua mirip kamar raja tadi. Namun, di ruangan ini tidak terdapat dipan alas tidur melainkan hanya ruangan kosong tempat beristirahat para putri. Di sebelah timur Gedong Gapura Panggung terdapat pintu keluar dari Istana Taman Air ini yang dinamakan Gedong Temanten. Gedong Temanten dahulu berfungsi sebagai tempat penjagaan para keluarga kerajaan yang sedang mandi di Pasiraman Umbul Binangun.
 Arsitektur yang indah dan khas tentunya menjadi salah satu daya tarik wisatawan. "Ini pertama kalinya saya ke Taman Sari meskipun sudah hampir dua tahun di Jogja, sebagai anak arsitektur yang mempelajari bangunan, sangat menyenangkan saya bisa kesini, banyak hal yang bisa dipelajari dari kisah terdahulu baik dalam segi bangunan maupun sejarahnya..." Ujar Noorida Shafa, salah satu pengunjung ketika diwawancarai (06/03/2022)
Tempat wisata ini sempat sepi peminat semenjak Covid-19 melanda negeri ini. Namun, setelah pandemi usai dan beberapa kebijakan PPKM pemerintah dihapuskan, obyek wisata kembali dibuka dengan pengunjung yang begitu antusias memadati obyek wisata bersejarah ini. Diluar Taman Sari banyak terdapat pedagang yang membuka stand-stand makanan untuk para pengunjung, tidak hanya itu beberapa lokasi yang menjual karya-karya seni seperti lukisan, kerajinan tangan pun ada disini.Â
Disisi lain menguntungkan pengunjung bagi yang lelah berkeliling, dibukanya kembali Taman Sari ini setelah pandemi tentunya mengembalikan potensi usaha masyarakat sekitar. Hal tersebut merupakan salah satu bukti kebangkitan wisata pasca pandemi ini.
"Bukan hanya di Taman Sari saja semua orang juga merasakan dampak pandemi, tentunya banyak sekali perbedaan khususnya Taman Sari pada saat PPKM untuk operasi kunjungan wisata memang sewaktu PPKM berkurang banyak. Taman Sari ini karena berdampingan dengan warga jadi otomatis saat PPKM, operasi pengunjung banyak berkurang otomatis dari segi pendapatan juga pasti berkurang. Setelah PPKM, sekarang sudah lumayan dan sudah ada mulai ada peningkatan karena otomatis jumlah kunjungan wisatawan potensinya lebih tinggi, ber imbasnya kepada para pedagang, para pengrajin dan usahanya makin meningkat" Tutur Bu Nuning.
Bagi kamu yang sedang ada di Yogyakarta jangan lupa untuk mengunjungi tempat wisata sejarah yang satu ini ya, siapa tau kamu ingin berkhayal menjadi putri atau raja yang mandi di kolam istana. Hihihi...
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H