Mohon tunggu...
Nida Nur Hanifah
Nida Nur Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga - 21107030016

If Happy Ever After Did Exist

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ayo Coba Asyiknya Berkebun di Kaki Gunung Sumbing!

19 Mei 2022   20:55 Diperbarui: 19 Mei 2022   21:41 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkebun bersama warga Desa Kaliangkrik (dokpri.nida)Desaku yang Kucinta...

Pujaan hatiku

Tempat ayah dan bunda

Dan handai taulanku

 

Tak mudah kulupakan

Tak mudah bercerai

Selalu ku rindukan

Desaku yang permai

Kalian pasti kenal dengan lirik lagu diatas kan?. Ya, lagu yang berjudul "Desaku" adalah lagu karya Liberty Manik, seorang seniman yang lahir pada tanggal 21 November 1924 di Sidakalang, Sumatera Utara. Lagu yang menceritakan tentang keindahan dan kedamaian desa-desa pribumi ini ternyata bukan hanya sekedar lagu lo. Di era milenial sekarang ini banyak sekali transmisi daerah pedesaan menjadi pusat-pusat industri atau perkotaan. Nah, semakin lama kehadiran desa dengan ciri khasnya menjadi semakin samar dan terlupakan. Watak tradisionalnya semakin lama terkikis oleh kemajuan teknologi yang digunakan.

Desa Kaliangkrik, Kecamatan Adipuro, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah adalah salah satu wujud desa dalam lagu L.Manik tersebut. Desa ini berada jauh sekitar 19 KM dari pusat kota Magelang. Desa yang terletak di lereng Gunung Sumbing ini berada di ketinggian 1500 mdpl dengan luas desa sekitar 294,797 Ha. Jika, kalian ingin menemukan suasana asri dan damai seperti desa-desa yang diceritakan pada banyak lagu-lagu, Kaliangkrik adalah buktinya. Desa Kaliangkrik adalah salah satu dari sekian banyak tempat di Indonesia yang dijuluki Negeri Atas Awan.

suasana Desa Kaliangkrik (dokpri.nida)
suasana Desa Kaliangkrik (dokpri.nida)

Bedanya, jika banyak tempat berjuluk Negeri Atas Awan adalah berupa bukit dan puncak pegunungan, Desa Kaliangkrik bagaikan negeri damai di atas awan dengan banyak rumah tersusun mengikuti terasering di lereng gunung yang diselingi dengan jalanan-jalanan setapak. Perjalanan menuju desa ini dapat kita tempuh sekitar 30 menit dari alun-alun kota Magelang lurus melalui Jalan Raya Bandongan. Saat memasuki jalanan desa yang menanjak kita akan disuguhi pemandangan rumah-rumah yang tersusun rapi seakan bertingkat-tingkat yang mengelilingi lereng Gunung Sumbing. Suhu udara yang tadinya hangat di daerah perkotaan mulai dingin ketika memasuki jalanan desa. Suhu udara disini mampu mencapai sekitar 17 derajat celcius, bahkan cahaya matahari tidak terlihat seterang biasanya karena banyak tertutupi kabut.

Seperti daerah pegunungan lain pada umumnya. Jenis tanah yang ada relatif subur sehingga cocok untuk dijadikan lahan pertanian sehingga mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Kaliangkrik adalah sebagai petani. Sejauh mata memandang kita akan disajikan pemandangan kebun-kebun luas yang berbukit-bukit. Nah, sobat tahukah kalian? Setiap daerah yang ditumbuhi dengan berbagai macam hasil tani antara lain wortel, kentang, kubis, daun bawang, dan lain sebagainya mempunyai nama-nama unik yang berguna untuk memudahkan masyarakat mengenali lahannya masing-masing.

Sembari menikmati indah dan damainya desa dalam lagu ini nah, ayo kita mengenal beberapa daerah yang banyak mendominasi hasil tani di Desa Kaliangkrik sekaligus cari tahu caranya berkebun dengan asyik di lereng Gunung Sumbing!

1.       Alas Duwur Omah

Duwur Omah dalam Bahasa Jawa memiliki artian "Diatas Rumah" Seperti namanya, daerah ini terletak di bagian atas perumahan warga. Alas Duwur Omah adalah daerah yang paling dekat dengan pemukiman penduduk. Alas ini terbagi menjadi beberapa kepemilikan dari seluruh warga Desa Kaliangkrik. Hasil tani yang mendominasi di daerah ini adalah daun bawang, bawang-bawangan, kacang kapri, kentang dan kubis.

Alas Duwur Omah (dokpri.nida)
Alas Duwur Omah (dokpri.nida)

Daun bawang adalah salah satu hasil tani yang banyak di produksi oleh masyarakat Desa Kaliangkrik. Mengingat cara penanaman dan perawatannya yang mudah dan waktu yang singkat untuk siap panen membuat banyak warga desa yang membudidayakan daun bawang sebagai tanaman pokok. Selain daun bawang, alas Duwur Omah juga menjadi ladang panen bagi kentang-kentang dan kubis. Tapi, disini kalian akan menemukan kubis yang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan yang kita lihat di pasar-pasar. Wow! Alas Duwur Omah ini berhawa sejuk dan diliputi kabut, sehingga cocok untuk menanam Kubis yang merupakan tipe tumbuhan beriklim basah. Faktor-faktor fisik yang mendukung makin mempengaruhi pertumbuhan tanaman kubis menjadi lebih besar dari biasanya. Ayo, coba lihat kubis raksasa disini!

2.       Daerah Munthuk

Daerah Munthuk (dokpri.nida)
Daerah Munthuk (dokpri.nida)

Daerah Munthuk ini letaknya diatas Duwur Omah, dari daerah ini kita akan disuguhkan pesona Gunung Sumbing yang luar biasa memukau. Letak perkebunan ini relatif jauh dari perumahan warga dan jalanannya lebih menanjak, sehingga jika kita mau berkebun disana siapkan air minum yang cukup ya hihi...  Tapi jangan khawatir, rasa lelah kalian akan terbayar begitu sampai disini. Berkebun sambil disuguhkan pemandangan indah Gunung Sumbing akan membuat rasa lelah tidak terasa ditambah udara yang sejuk karena kawasannya berkabut dijamin kalian tidak akan kepanasan sampai tengah hari sekalipun!

Letak daerah Muntuhk yang lebih tinggi dari yang lain dan tekstur tanahnya yang cenderung berpasir membuat daerah Munthuk ini banyak didominasi oleh tanaman wortel. Wortel yang dikenal sebagai tanaman sayuran dataran tinggi sangat cocok untuk di tanam di daerah Munthuk ini sehingga wortel yang dihasilkan pun tidak main main kualitasnya.

Potret bersama simbah dan tanaman wortel (dokpri.nida)
Potret bersama simbah dan tanaman wortel (dokpri.nida)

3.       Daerah Cinde

Apakah kalian kenal brokoli? Tanaman sayur berbentuk pohon ini juga akan banyak kalian jumpai salah satunya di daerah Cinde. Jika, tadi kita menjelajah kebun-kebun bagian atas perumahan sekarang kita akan menelusuri daerah yang berada di dataran rendah. Kita tidak akan lelah berjalan menuju alas ini karena jalanannya yang menurun. Letaknya agak ke bawah rumah penduduk dan jauh dari pemukiman. Daerah ini didominasi oleh tanaman brokoli. Tanaman Brokoli yang hanya hidup di daerah dengan ketinggian 800-1000 mdpl sangat cocok untuk ditanam di daerah Cinde yang berada di dataran rendah ini.

4.       Daerah Mendhut dan Gogoroto

Apakah kalian ingin merasakan sensasi jalan-jalan di perkebunan teh? Jangan khawatir, masyarakat Desa Kaliangkrik juga membudidayakan tanaman teh disini. Perkebunan teh akan kita temui di daerah Mendhut dan Gogoroto. Daerah ini terletak di atas alas Duwur Omah. Karena teh adalah tanaman yang hanya dapat tumbuh di dataran tinggi, suhu udara yang makin rendah semakin membuat tanaman teh tumbuh subur di daerah ini.

suasana kebun teh (dokpri.nida)
suasana kebun teh (dokpri.nida)

Tempat diatas hanyalah beberapa tempat yang banyak didominasi hasil-hasil pertanian, sebenarnya ada banyak tempat lagi yang bisa kalian kunjungi apabila berkunjung kesana. Nah, setelah menjelajah tempat-tempat untuk berkebun masyarakat Desa Kaliangkrik yuk cobain langkah-langkah mudah berkebun ala masyarakat Desa Kaliangkrik. Dijamin asyik!

 Untuk merasakan sensasi asyiknya berkebun di Lereng Gunung Sumbing kalian bisa berkunjung langsung ke Desa Kaliangkrik dan ikut berkebun bersama masyarakat desa. Mereka dengan senang hati akan mengajarkan bagaimana cara berkebun yang asyik dan menyenangkan.

1.       Langkah pertama siapkan peralatan berkebun seperti sarung tangan, sekop, pacul, polybag dan bibit tanaman.

2.       Berangkatlah ke salah satu daerah seperti yang disebutkan diatas sebelum pukul 07.00 karena jika terlalu siang masyarakat banyak yang sudah pulang dari berkebun, selain itu pada pagi hari kita akan dihadiahi untuk merasakan nuansa desa yang tenang dan damai hanya terdengar suara orang-orang saling menyapa dan memikul peralatan berkebun.

3.       Setelah sampai di daerah untuk bercocok tanam mulailah menanam bibit tanaman di dalam polybag satu per satu dan dijajakan di lahan-lahan yang kosong secara berjarak

4.       Berikan pupuk yang sudah jadi di setiap polybag berisi tanaman. Untuk komposisi pupuk itu sendiri terdiri dari rumput sisa makanan kambing yang dicampur dengan kotoran dan air urine kambing. Bahan-bahan itu diletakkan dalam satu tempat dan didiamkan selama kurang lebih 2-3 bulan.

wujud dan warna pupuk (dokpri.nida)
wujud dan warna pupuk (dokpri.nida)

5.       Setelah semuanya usai, kita siram.

Proses pertumbuhan tanaman sampai siap panen kira-kira berkisar 2-3 bulan. Setelah itu kita dapat ikut warga memanen hasil tani secara besar-besaran. Jangan khawatir, tidak perlu menunggu lama untuk kita bisa ikut proses panen. Kita akan menemukan banyak daerah yang sedang berada di fase panen, kita dapat membantu masyarakat memanen dan mengantarkannya ke pengepul untuk dijual atau secara langsung ikut pergi ke pasar menjual hasil panennya sendiri-sendiri.

Nah, ada beberapa tips merawat tanaman ala masyarakat Desa Kaliangkrik:

1.       Untuk tanaman daun bawang, buangi daun-daunnya yang menguning supaya mempercepat pertumbuhan anak daun selanjutnya

2.       Daun-daun menguning yang dibuang hanya berlaku untuk tanaman bawang putih saja karena jika dilakukan pada tanaman bawang merah akan membuat kualitasnya buruk

3.       Untuk membedakan daun bawang merah dan daun bawang putih adalah daun bawang merah lebih lebar dan mempunyai aroma yang pekat dan menyengat sementara daun bawang putih mempunyai tekstur kalem dan tidak menyengat

4.       Untuk tanaman kubis jika kita mendapati daun-daun yang berlubang, kita harus membersihkan daun-daun tersebut dari buah yang masih bersih sebagai bentuk upaya mengatasi hama yang merembet

5.       Mencabut gulma yang sering mengganggu tanaman wortel

6.       Merawat tanaman dengan menyiram secara rutin, tidak hanya sekali dua kali namun berlebihan.

Berkebun di lereng Gunung Sumbing sambil menikmati suasana desa bagaikan desa dalam lagu sangat mengasyikan bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun