Mohon tunggu...
khoirunnida
khoirunnida Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sayur Pancasila

17 Mei 2023   22:50 Diperbarui: 17 Mei 2023   23:01 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayur pancasila adalah sayur khas yang populer dari salah satu pondok pesantren Al-Wahby di daerah wonokromo Pleret Bantul Yogyakarta. Sayur pancasila merupakan sayuran yang ditumis dengan bahan-bahan lainya seperti tahu, melinjo, buncis, bunga kol, tomat hijau, dan sedikit terong yang diiris kecil- kecil lalu di campur menjadi satu.  Terakhir tambahkan air. Jadi deh sayur pancasilanya simple kan.

Agar lebih nikmat biasanya sayur pancasila dapat dimakan dengan nasi putih jangan lupa kerupuknya ya. Bisa juga dengan sambal yang pedas agar lebih nendang rasanaya.

Tidak ada yang yang tau pasti mengenai asal-muasal sayur ini. Namun, dari cerita turun temurun sayur pancasila ini tercipta karna banyaknya bahan-bahan makanan seperti tahu, melinjo, buncis, bunga kol, tomat hijau, dan terong. Bingunglah si mbak yang mau masak. Terimakasih atas ide kreatifnya dari pada mudazir tumis sajalah semua dan jadilah sayur tanpa nama.

Lalu bapak kiyai yang tau ada sayur baru hasil kekreatifan santri di mintailah oleh santri untuk menamainya. Bapak kiyai yang melihat sayuran yang terbuat dari berbagai macam bahan yang berbeda. Semuanya ada, saling melengkapi, tidak ada yang mendominasi untuk menghasilkan cita rasa yang lezat. Filosofi inilah yang dipakai bapak kiyai sebagai ide menamakan sayur dengan nama sayur pancasila.

Menurut saya filosofi ini harus kita junjung tinggi warga negara Indonesia masa kini. Sama seperti sayur pancasila yang terbuat dari beraneka ragam bahan baku, bangsa kita juga terdiri dari 1.340 suku haruslah kita bersatu, bahu membahu membangun indonesia lebih baik dan hebat.

Tidak ada diskriminasi, tidak ada jurang pemisah antar kelas/kasta. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Bersatu dalam Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa kita Bahasa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun