Mohon tunggu...
khoirunnida
khoirunnida Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Diary

Quarter Life Crisis Siapa Takut

6 April 2023   23:05 Diperbarui: 6 April 2023   23:09 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Haloo teman-teman aku punya cerita seru sembari menemani kalian menunggu waktu berbuka. Jumat kemarin aku ikut sesi kolaboratif online yang diadakan oleh kognisi. Seruu banget rasanya, bisa kenal orang-orang yang keren jadi ketularan kerennya juga. Diskusi, belajar bareng dan diakhir ada tugas yaitu membuat jeng jeng jeng konten tulisan dengan tema permasalahan Gen Z. Genenerasi Z adalah sebutan untuk generasi yang lahir ditahun 1997-2009. Karna aku lahir di sekitar tahun itu tentunya aku juga mengalaminya dong. Aha  aku pernah mengalami yang namanya quarter life crisis.

WELCOME TO THE WORLD OF MY STORY, Jadi begini ceritanya.

Siang itu langit berwarna kelabu, hujan rintik-rintk membuat semua orang malas keluar rumah, badmood.

"PETOK PETOK" hei itu bukan suara ayam sungguhan tapi suara notif dari catatan di hp yang berarti aku ada jadwal hari ini.

Menurut suara ayam,  aku ada jadwal bimbingan OSN biologi yang mengharuskanku berangkat ke sekolahan wajib. Sebenarnya males banget tapi demi bangsa dan negara aku rela bejuang upss malah jadi lagu. Sambil menyiapkan buku dkk aku kepikiran tentang someone yang menginspirasi untuk membuat cerita ini. Langsung saja aku dm ignya.

Mbak, sampean gadah jadwal mbimbing OSN matematika teng MAN sakniki? (kak, kamu punya jadwal membimbing OSN matematika di MAN sekarang?)

O iya beliau ini namanya Kholida Nailil Muna finalis Duta Santri Nasional 2021 dan dulu waktu masih dibangku Aliyah / SMA pernah sampai Singapura untuk lomba olimpiade matematika, keren banget kan.

A few minutes latter ...

"TING" suara pesan masuk.

Hatiku harap-harap cemas.

Nggeh Nidaa, di kelas XI IPS sekarang. Selesai baca langsung grafik mood yang tadinya males persen menjadi semangat persen. Persis ketika kamu mendapat pesan dari doi. Huaaa seneng banget rasanya, pengen salto. Wajarlah lama ngga ketemu jadinya begini.

Aku berangkat ke sekolah dengan lari-lari kecil sambil senyum-senyum sendiri sepanjang jalan. Mungkin orang yang melihat mengira orang gila kali ya, but no problem penting bahagia.

Sampai sekolah selesai bimbingan langsung gaskeun ke kelas XI IPS. Lah, disini aku bingung IPS 1 atau 2 . Karna yang dekat tangga adalah IPS 2. Aku intiplah dari sela pintu mana sepi lagi jadi agak mikir-mikir.

Daannn ternyata salah guys, yang kulihat malah cowok-cowok pada nobarrr huaa malluu ketahuan lagi kalo ngintip. Langsung kabur deh ke IPS 1.

"Assalamualaikum." Aku ucapkan salam takutnya masih bimbingan gitu.

"Waalaikumusalam, eh Nidaa." Jawabnya.

Uhh rasanya hatikuu bayangin aja kamu udah lama gak ketemu sama sahabat or pacar or ortu dan akhirnya bisa ketemu dengan sangat tak terduga.

Seketika kami berpelukan erat sekali. Dihati banyak banget cerita yang ingin diungkapkan. Lalu mengalirlah cerita tentang yang memikul beban sebagai anak perempuan pertama, menjadi seorang kakak, status ganda menjadi seorang santri dan siswa, lomba riset, kognisi, OSN, dan hafalan. Terkadang aktif di sekolah belum tentu baik untuk pondok dan sebaliknya. Bagaimana caranya membagi waktu agar tidak bertabrakan satu sama lain.

Mengalir juga cerita dari beliau perjuangan menjadi seorang Duta Santri Nasional yang awalnya hanya iseng mendaftar, perjuangannya ditengah pademi, karantina hingga menjadi finalis dan kemarin mengisi acara di Titik Nol Nusantara Kalimantan. 

Semua itu tak membuat kami terlepas dari yang namanya quarter life crisis. Apa itu? Quarter life crisis adalah fase di mana seseorang pada usia 18 sampai dengan 30 tahun merasa khawatir, bingung, dan tidak memiliki arah karena adanya ketidakpastian dalam menjalani ketidakpastian dalam kelanjutan hidupnya.

Pernah suatu ketika aku itu bener-bener off dengan semua aktivitas. Benar-benar down hingga merasa aku bukan siapa-siapa. scroll tik tok isinya kesuksesan teman-teman sepantaran sudah bisa menghasilkan uang sendiri, berprestasi sampai keluar negeri, sudah selesai hafalannya, alfiayahnya. Bikin setres sendiri.

Alhamdulillahnya sekarang, walaupun mempunyai jadwal super padat tapi tetap enjoy. Anggap saja latihan menata pikiran mental dan fisik. Apalagi diera yang omongan-omongan netizen seperti pisau. Rahasianya apa? Ingatlah bahwa kita masih mempunyai tuhan untuk meminta pertolongan. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Selalu bersyukur nikmatilah bahwa semua ini adalah sebuah proses. Gagal itu wajar.

Diakhir pertemuan beliau berkata "Serasa menemukan versi kecil diriku dengan permasalahan yang sama." Rasanya terharu banget dibilangin begitu. Ngga perlu ke Korea idolku ada di Indonesia kok hehe. Kalau kamu siapa role modelmu?

"ingatlah bahwa kita masih mempunyai tuhan untuk meminta pertolongan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun