Kalau-kalau kain tak cukup lagi berlabuh pada jasad
untuk menutupi lebam yang kau lahap bulat-bulat
pun, menyamarkan barut yang
tak lagi terasa pedihnya karena terbiasa dijamu dan
gemar berlarian pada sekujur tubuh
Kala membasuh seluruh abu-abu di sisi wajah itu
dengan kapas sampai terbagi dua
agonia bertaut, berderai-derai melaut
berlabuh tak lagi sanggup
parau tiada cukup
Jika terasa telah jauh menelungkup, kecup langgas satu persatu
lalu menjadi yang paling merekah, paling bengah. lalu bertingkah seperti dedaunan. seperti membuai bumi. seperti berdansa ke punca. lalu menang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!