Bulan September 2021, 2 bulan sebelum Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dilaksanakan, Guru PPKN yakni Bu Dian memberikan tugas saat KBM daring di zoom, tugasnya yakni memanfaatkan sampah buah-buahan bekas atau sampah organik menjadi ekoenzim.Â
Saya sempat bertanya tanya apa itu ekoenzim dan apa hubungannya dengan pembelajaran PPKN. Bahkan sebagian siswa juga ada yang mempertanyakan tugas tersebut. Lalu, apa itu ekoenzim? Dan apa manfaatnya?
Jika mengaitkan ekoenzim dengan PPKN tentu berhubungan juga karena ekoenzim ini adalah pemanfaatan limbah atau sampah rumah tangga dan tertera dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah "Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan."Â
Dan pada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) kemarin 21 Februari 2022 mengingatkan semua pihak bahwa persoalan sampah harus menjadi perhatian utama. Upaya penanganan dan pengelolaan sampah harus melibatkan seluruh komponen masyarakat yang meliputi Pemerintah baik Pusat dan Daerah, akademisi, aktivis, komunitas, dunia usaha, asosiasi profesional dan bahkan individual.Â
Peringatan HPSN kini telah menjadi milik masyarakat, karena pemerintah daerah dan komunitas hingga dunia usaha telah turut serta melakukan berbagai kegiatan dalam rangka peringatan HPSN dengan caranya masing-masing.
Nah, jadi ekoenzim ini bisa menjadi salah satu cara kita sebagai masyarakat untuk menjaga lingkungan dan juga memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi bermanfaat.
Eco Enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik.
Jadi saya ringkas ekoenzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Dan cara mengaplikasikannya juga sangat mudah.
Saya membuat ekoenzim dengan menggunakan kulit buah pisang dan pepaya karena saya sehabis memakan buah itu, tidak harus memaksakan kita ingin menggunakan kulit buah apa tapi pemanfaatan ini ialah menggunakan sampah organik apa saja yang ada dirumah.
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan ekoenzim antara lain:
Alat:
- Botol 1,5 L
- Timbangan
- Pisau