Di era digital, anak muda sering dihadapkan pada fenomena yang tak asing: FOMO atau Fear of Missing Out. Istilah ini menggambarkan kecemasan akan tertinggal dari tren, acara, atau pengalaman yang sedang populer. Tapi, belakangan ini muncul tren baru yang disebut JOMO (Joy of Missing Out), sebuah konsep yang justru mengajak kita menikmati momen tanpa harus merasa perlu mengikuti segalanya.
Dari FOMO ke JOMO: Perubahan Pola Pikir
FOMO erat kaitannya dengan media sosial. Saat scrolling Instagram atau TikTok, kita sering melihat teman sedang traveling, menghadiri konser, atau mencoba kafe baru. Hal ini membuat banyak anak muda merasa harus selalu "update" agar tidak ketinggalan. Namun, tekanan untuk selalu terlibat ini sering kali membuat kita merasa lelah, bahkan tidak puas dengan hidup sendiri.Â
Sebaliknya, JOMO hadir sebagai antitesis. Dalam JOMO, orang diajak untuk menikmati hidup dengan caranya sendiri, tanpa peduli apa yang dilakukan orang lain. Alih-alih cemas, mereka justru merasa bahagia karena bisa memilih apa yang benar-benar berarti bagi diri mereka.
Mengapa JOMO Penting untuk Anak Muda?
1.Mengurangi Stres dan Tekanan Sosial
Hidup di bawah tekanan harus selalu terlihat sempurna di media sosial bisa melelahkan. Dengan JOMO, kita belajar berkata "tidak" pada hal-hal yang tidak relevan dengan kebahagiaan kita.
2.Meningkatkan Kesehatan Mental
Fokus pada diri sendiri, seperti menjalani hobi atau beristirahat tanpa distraksi, terbukti baik untuk kesehatan mental. Kita tidak harus selalu ada di keramaian untuk merasa "cukup".
3.Menciptakan Ruang untuk Hal yang Lebih Bermakna
Ketika berhenti mengejar tren, kita punya lebih banyak waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting: keluarga, sahabat, atau pengembangan diri.
Bagaimana Memulai JOMO?
*Kurangi Waktu di Media Sosial
Batasi waktu scrolling dan fokuslah pada aktivitas nyata. Jangan takut untuk log out sejenak.
*Kenali Prioritas
Apa yang benar-benar penting bagi hidupmu ? Apakah menghadiri semua acara atau istirahat di rumah lebih berarti ?