Mohon tunggu...
Nicolas Fernando
Nicolas Fernando Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Rasisme Melahirkan Ketimpangan dan Kekerasan?

7 November 2022   08:00 Diperbarui: 7 November 2022   07:59 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui rasisme hingga saat ini masih menjadi masalah yang mendarah daging di tengah kehidupan bermasyarakat. Rasisme sendiri adalah masalah yang sangat penting untuk dibahas. Karena di Indonesia sendiri masih banyak perilaku rasisme bahkan rasisme ini menimbulkan ketimpangan dan kekerasan. Sehingga tujuan dari pembahasan ini supaya kita dapat mengetahui makna rasisme itu sendiri dan dari mana seseorang bisa menjadi rasis terhadap orang lain.


Sebelum kita membahas mengenai mengapa rasisme melahirkan ketimpangan dan kekerasan, kita harus mengetahui terlebi dahulu definisi dari rasisme itu sendiri.

Apa itu rasisme ?

Menurut Van Dijk dalam (Darma, 2009:128) rasisme adalah ideologi rasis yang dipahami sebagai suatu sistem sosial yang kompleks berdasarkan kesukuan atau rasial yang mengakibatkan adanya dominasi dan ketidaksetaraan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rasisme dapat diartikan sebagai rasialisme. Di mana rasialisme adalah prasangka berdasarkan keturunan bangsa dan perlakuan berat sebelah terhadap suku bangsa yang berbeda-beda.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasisme merupakan prasangka atau tindakan yang mendominasi pihak tertentu berdasarkan suku dan bersifat rasial. Sehingga pihak lain merasakan ketidaksetaraan sosial dan juga mendapatkan perlakuan yang biasanya bersifat anarkis.

Faktanya masih banyak tindakan rasisme yang terjadi di Indonesia, salah satu contoh nyatanya adalah Tindakan anarkis yang terjadi pada salah satu gereja di Kalimantan Timur yang terjadi pada tanggal 13 November 2016.Fakta tersebut mengambarkan bukti bahwa masih ada rasisme yang melahirkan ketimpangan. Ketimpangan dalam kasus ini berarti adanya rasa ketidaksetaraan antara umat beragama hingga akhirnya adanya tindakan pemboman yang mengkibatkan kekerasan terjadi.

Bagaimana seseorang bisa menjadi rasis. Faktanya seseorang bisa menjadi rasis karena pengaruh oleh pola pemebentukan karakter sejak lahir , norma sosial di masyarakat , sistem politik, ekonomi, dan juga budaya – budaya teretentu. Pengaruh – pengaruh tersebut biasanya cenderung rasis. Maka dari itu sudah tidak heran dari pengaruh tersebut pasti terjadinya sifat anarkis atau kekerasan yang terjadi

Dari pembahasan ini kita  mengetahui bahwa manusia bisa menjadi rasis karena dari dirinya sendiri dimana faktor lingkungan mempengaruhi nya , dari situlah berkembang menjadi sifat anarkis. Faktanya di Indonesia pun masih terjadi rasisme hingga saat ini. Untuk itu , kita sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya kita membuka pola pemikiran kita. Untuk tidak terpengaruh dan menjadi rasis terhadap yang lain. Kita dapat menjadi teladan untuk masyarakt dengan berani tampil beda. Kita dapat melakukan hal- hal kecil yang tentunya bermanfaat bagi orang lain antara lain dengan saling menghormati, saling menolong ,dan tidak saling membeda – bedakan. Untuk itu mari berani katakan tidak untuk rasisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun