Mohon tunggu...
dr. Nicholas Wijayanto SpPD
dr. Nicholas Wijayanto SpPD Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Medical Doctor Internist

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Dislipidemia

7 April 2016   11:04 Diperbarui: 7 April 2016   11:19 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Salam sejahtera para pembaca kompasiana. Obesitas merupakan suatu keadaan yang banyak terjadi di sekitar kita. Keadaan ini sangat merugikan, karena dapat memicu terjadinya banyak penyakit, salah satunya adalah penyakit jantung koroner. Pada Obesitas, pasti kita dapatkan suatu keadaan yang kita sebut Dislipidemia.

Dyslipidemia adalah suatu keadaan dimana terjadi keabnormalan/kelebihan kadar lemak dalam tubuh. Kelebihan lemak ini bermacam-macam, ada yang kelebihan kolesterol, kelebihan trigriserid, dan ada yang campuran antara kolesterol dan trigliserid. Pada kesempatan ini saya akan membahas secara singkat dan jelas tentang perbedaan jenis lemak tersebut dan pengobatannya.

Hiperkolesterolemia

Kelebihan kadar kolesterol atau hiperkolesterolemia, adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol total dalam darah mencapai >200 mg/dl. Biasanya, kolesterol dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kolesterol jahat/LDL (low density lipoprotein) dan kolesterol baik/HDL (high density lipoprotein). Pada keadaan hiperkolesterolemia, biasanya akan didapatkan kadar LDL darah meningkat >100mg/dl, sedangkan kadar HDL <50 mg/dl.

Penyebab dari hiperkolesterolemia ini biasanya dikarenakan kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol, seperti gorengan, santan, mayonnaise, cumi-cumi, dan masih banyak lagi. Makanan-makanan seperti yang disebutkan tadi, akan meningkatkan kadar LDL darah dan membuat kadar HDL darah menurun. Sejatinya, LDL bersifat aterogenik, atau kadar LDL darah yang tinggi akan memicu terbentuknya atheroma(plaque lemak) pada pembuluh darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung coroner. Sedangkan fungsi daripada HDL adalah untuk menurunkan kadar LDL darah, maka jika kadar HDL dalam tubuh rendah, kadar LDL darah akan lebih tidak terkontrol.

 
Kadar Normal:
Kolesterol Total   <200 mg/dl
LDL                    <100 mg/dl
HDL                    >50 mg/dl
Trigliserid            <150 mg/dl
 

Pada pasien dengan kadar kolesterol tinggi, dokter biasanya akan menyarankan untuk merubah jenis-jenis makanan yang dikonsumsi. Pasien akan disarankan untuk mengurangi makanan yang digoreng, santan, cumi-cumi, kuning telur yang memiliki kadar kolesterol tinggi. Selain itu, dokter juga akan memberikan obat penurun kadar LDL, biasanya obat ini adalah obat golongan statin, yang mampu mengurangi sintesis LDL di dalam hati. Beberapa penelitian menyebutkan, bahwa pemberian obat statin akan mengurangi kadar LDL dan juga meningkatkan kadar HDL.

Hipertrigliseridemia

Adalah suatu keadaan dimana kadar trigliserid darah > 150 mg/dl. Trigliserid merupakan salah satu jenis lemak yang berperan dalam terbentuknya jaringan adiposa/jaringan lemak dibawah kulit. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kadar trans-fat (biscuit, kue) dan makanan tinggi karbohidrat, akan memicu terjadinya hipertrigliseridemia ini. Penelitian mengatakan, bahwa trigliserid tidak bersifat aterogenik(berperan dalam pembentukan atheroma dalam pembuluh darah), namun hipertrigliseridemia ini akan tetap akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung coroner.

Pada pasien ini, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengurani konsumsi karbohidrat, seperti nasi, kue-kue, dan makanan manis. Selain itu, dokter juga akan memberikan obat penurun kadar trigliserid, yaitu obat golongan fibrat. Pemberian obat fibrat ini, selain dapat menurunkan kadar trigliserid darah, juga dapat meningkatkan kadar HDL darah.

Kesimpulannya, dislipidemia dapat merupakan peningkatan kadar kolesterol LDL atau penurunan HDL dan juga peningkatan kadar trigliserid. Ketiga keadaan ini tidak ada yang menguntungkan, semuanya dapat berefek satu dengan yang lain. Pada keadaan ini terjadi peningkatan resiko penyakit jantung koroner.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun