[caption caption="Sumber Gambar: dokteronline.ga"][/caption]Salam sejahtera para pembaca kompasiana. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba membahas tentang demam tifoid, penyebabnya, gejala-gejala yang ditimbulkan, serta pengobatannya.
Apa itu demam tifoid?
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Â Penamaan bakteri ini berasal dari istilah Yunani kuno, yaitutyphos (asap/awan yang dipercaya dapat menyebabkan penyakit dan kegilaan). Bakteri Salmonella ini identic dengan tingkat higienis yang rendah, menular melalui makanan dan minuman/fecal-oral(bakteri ini terdapat pada feses penderita).
Demam tifoid ini sering disebut tipes/typhus oleh sebagian besar masyarakat, hal ini harus dibedakan karena typhus merupakan penyakit lain yang diakibatkan oleh mikroorganisme Rickettsia. Walaupun pada gejala demam, ada kemiripan sifat demam antara typhus dan tifoid.
Bagaimana gejala-gejala yang ditimbulkan?
Bakteri ini biasanya mengalami masa inkubasi selama 7-14 hari, pada masa ini pasien tidak akan menunjukkan gejala apa-apa. Setelah inkubasi, akan timbul demam, sifat demam biasanya lebih tinggi pada sore hari dibandingkan dengan pagi hari. Selain itu, pasien juga akan merasakan gejala prodromal seperti pusing, nyeri otot, lemas. Lalu akan timbul gejala pada saluran pencernaan seperti konstipas(sulit buang air besar), sulit buang angin, perut kembung, mual dan muntah. Beberapa penderita juga akan memperlihatkan gejala coated-tongue(lidah kotor).
Penderita dapat mengalami mual dan muntah yang berat, sehingga pasien tidak bisa makan dan minum. Hal ini dapat menimbulkan gejala yang lebih berat, seperti dehidrasi dan juga penurunan kesadaran. Pada keadaan lain, dapat juga terjadi perdarahan pada plaque-peyeri(jaringan limfoid pada usus), dan ini merupakan keadaan yang emergensi.
Bagaimana mendeteksi dini dan pengobatannya?
Tentu saja anda harus waspada jika terjadi demam, terutama demam yang berlangsung selama 3 hari atau lebih dan disertai dengan keluhan pada bagian pencernaan. Factor resiko seperti makan/jajan di tempat yang higienitasnya kurang baik juga dapat meningkatkan kecurigaan. Gejala-gejala seperti ini sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter, agar dokter dapat memeriksa lebih lanjut baik secara fisik maupun laboratorium.
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis demam tifoid. Setelah diagnosis ditegakkan, maka dokter akan mempertimbangkan pasien untuk di rawat jalan ataupun harus di rawat inap. Pada pasien yang sulit makan dan minum, biasanya dokter akan menganjurkan untuk rawat inap. Kondisi yang buruk lainnya, tentu saja memerlukan perawatan inap agar mencegah komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi.
Prinsip pengobatan demam tifoid ada pada 3 prinsip, yang pertama pemberian antibiotic yang sesuai dengan kondisi pasien, pemilihan antibiotic tidak dapat dilakukan sembarangan, karena dokter akan menyesuaikan dengan usia, dan kondisi pasien lainnya. Yang kedua, adalah makanan lunak rendah serat, pada demam tifoid, terjadi peradangan pada usus, sehingga pemberian sayur-sayur yang tinggi akan serat tidak larut sebaiknya dihindari. Yang terakhir adalah bed-rest, atau istirahat total, agar kondisi pasien dapat cepat pulih.
Demikian singkat tulisan saya mengenai demam tifoid. Akhir kata, demam tifoid dapat dicegah dengan menjaga higienitas dengan baik dan juga menghindari makan sembarangan yang kebersihannya tidak jelas. Selain itu, terdapat vaksin tifoid yang bisa diberikan pada orang-orang yang beresiko tinggi. Saya pun melakukan vaksin tifoid dan hasilnya cukup memuaskan (bukan promosi lho..)
Â
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua
Dr. Nicholas Wijayanto S.ked
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H