Mohon tunggu...
dr. Nicholas Wijayanto SpPD
dr. Nicholas Wijayanto SpPD Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Medical Doctor Internist

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Diabetes Melitus Tipe 2

30 Maret 2016   20:36 Diperbarui: 30 Maret 2016   20:51 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar: google"][/caption]Pada kesempatan ini, saya akan coba membahas tentang penyakit Diabetes Melitus tipe 2. Suatu penyakit yang banyak diderita pada zaman ini, dikarenakan pada zaman ini mengkonsumsi junk food dan softdrink sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar masyrakat.

Apa itu diabetes?

Jika berbicara tentang diabetes, maka kita harus mengklasifikasikan terlebih dahulu. Ada diabetes insipidus dan diabetes mellitus. Diabetes insipidus adalah keadaan dimana tubuh menghasilkan hormone ADH(anti diuretic hormone) terlalu sedikit, sehingga penderitanya dapat mengeluarkan air seni lebih dari 10 liter per hari. 

Sedangkan diabetes mellitus adalah keadaan dimana hormone insulin mengalami defisiensi ataupun resistensi terhadap glukosa. Adapun diabetes mellitus akan dibagi lagi menjadi 2 tipe, yaitu diabetes mellitus tipe 1 dimana terjadi defisiensi insulin absolut dan diabetes mellitus tipe 2 dimana terjadi defisiensi insulin relative/resistensi insulin. Dibawah ini saya akan membahas secara singkat tentang penyebab, gejala, dan pengobatan diabetes mellitus tipe 2.

Apa saja penyebab diabetes mellitus tipe 2?

Diabetes tipe 2 ini berhubungan sangat erat dengan penderita obesitas. Namun tidak dipungkiri bahwa factor resiko lain juga berhubungan, seperti genetic/keturunan, umur diatas 45 tahun serta hipertensi. Pada penderita obesitas, terjadi penumpukan banyak lemak/adiposa. Adiposa yang berlebihan, akan memicu dibentuknya mediator pro-inflamasi, salah satunya yaitu leptin yang menurut penelitian kadarnya meningkat pada kejadian resistensi insulin.

Insulin sendiri merupakan suatu hormone yang dihasilkan oleh sel beta pancreas, dimana fungsinya adalah untuk membantu glukosa masuk ke dalam sel. Normalnya, sesaat setelah kita makan, kadar glukosa darah kita akan meningkat, disinilah peran normal insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Namun pada penderita diabetes mellitus tipe 2, sel-sel tubuh tidak lagi merespon insulin dengan baik, sehingga glukosa darah tidak dapat masuk sel dan kadarnya akan tetap tinggi.

Lalu bagaimana gejala-gejala awal dari diabetes mellitus tipe 2 ini?

Memang pada awalnya, gejala penyakit ini kurang dapat dirasakan secara jelas. Namun, ada tiga gejala klasik yang akan timbul pada penderita, yaitu poli-fagi (makan lebih banyak dari biasanya/lapar terus), poli-uria(buang air kecil lebih banyak dari biasanya, saat tidur malam dapat terbangun hanya untuk buang air kecil) dan poli-dipsi(rasa haus terus-menerus). Ini adalah gejala awal dari diabetes mellitus tipe 2. Adapula gejala-gejala lebih lanjut seperti, rasa kebas pada telapak tangan dan kaki, luka yang sulit sembuh dan penglihatan buram.

Bagaimana pengobatan pada penderita diabetes mellitus tipe 2?

Saat ini dalam dunia kedokteran, pengobatan diabetes dilakukan dengan 4 pilar pengobatan, yaitu: Pola makan, latihan jasmani, farmakoterapi dan edukasi.

Pola makan, pada tahap ini penderita diabetes dianjurkan untuk merubah porsi makan dan komposisi makanan, contohnya pasien akan dianjurkan makan 5 kali sehari dengan porsi kecil, makanan yang dipilih juga makanan yang memiliki indeks glikemik rendah, seperti nasi merah dan kentang(sebagai sumber karbohidrat). Sedangkan untuk protein, pengolahannya dianjurkan dengan rebus/panggang(hindari goreng), untuk lemak dianjurkan dikurangi asupannya. Tentu saja, cemilan seperti kue harus dihindari karena tinggi akan trans-fat.

Latihan jasmani, latihan jasmani yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus tipe 2 adalah latihan jasmani yang sifatnya ritmis seperti jogging, bersepeda, berenang. Menurut penelitian, latihan jasmani seperti ini efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah penderita.

Farmakoterapi atau terapi dengan obat-obatan dilakukan apabila kadar glukosa darah masih tidak terkontrol setelah pengaturan pola makan dan latihan jasmani, tentu saja dokter akan mempertimbangkan obat anti diabetes yang sesuai dengan pasien masing-masing.

Edukasi terhadap penderita diabetes dianjurkan agar penderita dapat semakin mengetahui tentang penyakit yang dideritanya, biasanya dokter akan menjelaskan tentang pantangan-pantangan dan juga komplikasi yang dapat timbul apabila glukosa darah pasien tidak terkontrol.  

Demikian penjelasan singkat saya mengenai diabetes mellitus tipe 2. Akhir kata, Diabetes Melitus tipe 2 ini adalah penyakit yang dapat dicegah, cara mencegahnya cukup mudah, yaitu dengan mengatur pola makan dan olahraga secara teratur. Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan?

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua

dr. Nicholas Wijayanto S.ked

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun