Mohon tunggu...
Nico Belajar Yuk
Nico Belajar Yuk Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Sejarah

Suka belajar sejarah dan jalan-jalan. kita bisa bertemu di channel youtube @belajarsejarahyuk Salam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Sejarah dengan Media Film: Catatan Seorang Guru

7 Desember 2023   05:20 Diperbarui: 13 Desember 2023   16:18 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahukah kita dan guru, Gen Z sekarang hidup di era serba digital? sehingga jangan mimpi tiba-tiba pelajar SMA atau mahasiswa tanpa minat akan sejarah diminta duduk tenang saat diputarkan film. 

Ingatlah kita bukan mereka dan tentunya mereka bukan kita, film dengan alur cerita bermakna belum tentu selalu pas jika kita berikan sebagai media pembelajaran. 

Menampilkan film pada wajib melihat ketertarikan dari sudut pandang mereka yang kekinian. Maka tidak heran jika hanya nobar tanpa tambahan hal yang menarik atau ada keterikatan hasilnya akan bubar jalan.

Sebagai guru sejarah memutar film tidak bisa langsung pilih saja yang sesuai tema pelajaran atau menurut guru (orang tua) bagus ceritanya. Jadi yang menurut kita berbobot bagi mereka bisa saja basi, tidak asyik atau kuno aja kali ungkap anak-anak. 

Jadi bagaimana mengajak mereka menonton film dan mendapat pelajaran sekaligus, coba kita berdiri di sisi mereka. Pilihan hiburan untuk jaman now tidak terbatas saat ini, jadi mengajak nonton film wajib sekalipun, kudu menarik.

Ketika menjelaskan pergerakan nasional film Soekarno karya Hanung jadi pilihan karena ada kisah lucu juga cinta disana. Kondisi masyarakat Indonesia dan keturunan Tionghoa 1920-1950 karya Nia Dinata Ca Bau Kan saya pilih tentu ada cinta, misteri dan silat jadi penarik. 

Perlawanan masa Revolusi Kemerdekaan film Naga Bonar tulisan Asrul Sani yang penuh humor dan sentuhan cinta sulit dikesampingkan ataupun film 3 Nafas Likas sebagai gambaran masa tersebut. Era 1950-1966 tiada lain saya gunakan film Gie, pemainnya ganteng dan cantik juga kekinian dengan bumbu kasih tak sampai.

Saat bicara tentang 1998 cukup dengan film dokumenter Gerakan Mahasiswa 1998 disertai penjelasan dari guru. Menumbuhkan Nasionalisme di era Reformasi pilihan jatuh pada Naga Bonar Jadi 2, menarik dengan sentuhan humor, sepakbola juga cinta lagi tentu saja.

Film "Barat" beberapa juga saya putarkan dikelas. Saving Private Ryan untuk menggambarkan kekejian, kemanusiaan, strategi dan beberapa hal lain dalam satu periode Perang Dunia 2 di Eropa, di front Pasifik ada Pearl Harbour. Menjelaskan Perang Dingin untuk siswa IPA October Sky sanggup membuat mereka bertahan sampai akhir. Ada film Hollywood dengan bintang Mel Gibson sebagai jurnalis di Indonesia, Years of Living Dangerously khusus pergolakan tahun 1965-1966 namun tentu dengan potongan-potongan bagian tertentu.

Metode Sejarah terkait heuristik pengumpulan sumber National Treasure pertama dengan Nicholas Cage dan diakhiri dengan kuis yang menantang selalu membuat siswa kelas X penasaran. 

Bicara tentang maraknya ujaran kebencian film Sometimes in April terkait tragedi Rwanda disini kita bisa banyak belajar bahwa media komunikasi dan sosial jika tidak dengan bijak digunakan bisa berbahaya bagi kesatuan dan persatuan, film ini bahkan layak ditonton kita sebagai bangsa agar tidak terjerembab jatuh pada lubang yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun