Mohon tunggu...
Nico Erdi Purwanto
Nico Erdi Purwanto Mohon Tunggu... Penjelajah -

Ecclesia et Patria - Ora et Labora ||| Ikuti saya di Instagram melalui akun @nicopurwanto

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dongeng Leicester (Mungkin) Tidak Akan Terjadi Lagi

3 Mei 2016   15:03 Diperbarui: 3 Mei 2016   15:08 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Liverpool dan Manchester United tak berbeda jauh dengan para rivalnya tersebut, meski The Reds dan The Red Devil telah menghabiskan dana yang tidak bisa disebut lumayan untuk membeli banyak pemain bintang, namun hasilnya justru tidak setimpal.

Oleh karena tim yang rival yang ketar-ketir itulah, Leicester bisa melaju jauh. Namun, bukan berarti saya tidak menganggap bahwa perjuangan pasukan Ranieri tersebut adalah sia-sia. Bukankah aneh jika saya menyebut Riyad Mahrez dan Jamie Vardy adalah para pemain abal-abal? Begitu pun dengan Shinji Okazaki, N’Golo Kante, atau Danny Drinkwater. Musim ini, merekalah para aktor utama dari kesuksesan Leicester City. Namun, kredit lebih juga saya berikan pada sang pelatih mereka Si Tuan Hampir, Claudio Ranieri. Pelatih yang sudah 29 tahun berkiprah di dunia kepelatihan dan selalu menangani tim-tim besar. Namun, sayang sekali, Pelatih asal Italia itu tidak pernah menjuarai satu liga pun bersama semua tim yang dilatihnya itu.

Hingga pada Minggu kemarin, Leicester akan benar-benar merayakan gelar juara sekaligus mengakhiri kutukan dari Ranieri. Leicester hanya butuh 3 poin saja untuk mewujudkan hal itu. Namun, skor 1-1 di Old Trafford menunda pesta juara tersebut.

Sementara itu, tim peringkat dua, Spurs, masih bertanding pada Selasa dini hari melawan Chelsea. Hingga kemudian. Kubu Leicester yang menonton dari layar kaca dibuat senam jantung oleh dua gol tanpa balas Spurs di babak pertama. Semakin terjal jalannya, mungkin begitu pikir para pemain Leicester kala itu.

Namun, di babak kedua, justru The Blues-lah yang gantian menggila. Gol-gol dari Garry Cahill dan Eden Hazard berhasil membuat kedudukan menjadi 2-2- hingga pertandingan berakhir. Peluit panjang dibunyikan, para pemain, pelatif, staf, dan pendukung The Foxes bersorak, meluapkan kegembiraan mereka. Meski tidak di lapangan, namun setidaknya merek bahagia di depan layar kaca.

Setelah laga tersebut, manajer Leicseter menelepon Guus Hiddink, caretaker Chelsea. Dia mengucapkan terima kasihnya kepada pelatih asal Belanda itu. Anda tentu tahu bagaimana perasaannya saat itu.

Mengejutkan memang, tim yang selama ini tidak diperhitungkan, justru dengan mudahnya meraih gelar juara liga setelah musim lalu baru promosi dan hampir terdegradasi kembali.

Banyak yang mengatakan, bahwa kemenangan-kemenangan leicester City musim ini berbau mistis, sebab sebelum bertanding mereka selalu didoakan oleh para biksu dari Thailand, negara asal sang pemilik klub. Ada biksu yang selalu bermeditasi ketika tim berkostum warna biru tersebut sedang bertanding. Selain itu, setisp Jamie Vardy dkk. menang, akan selalu ditraktir makan makanan khas Italia, pizza, yang asalnya dari negara sang pelatih.

Namun, toh apa kata orang, yang jelas para pemain Leicester City bertanding dengan sepenuh hati, tanpa beban, dan kerja keras tentunya. Selain itu, daripada disebut gaib, bukannya mereka lebih religius karena selalu berdoa terlebih dahulu atau selama pertandingan?

Yang jelas, apapun itu, Leicester juara kali ini, di Liga superketat dunia, yang katanya terbaik di dunia di antara liga-liga lain, adalah fenomena tersendiri. Leicester bukanlah sebuah cerita dongeng belaka. Ini dongeng yang telah menjadi kenyataan, sebab, di musim depan sudah hampir tidak mungkin lagi kita menyaksikan tim semenjana yang akan menjuarai Liga Primer Inggris kembali. Para tim besar pasti berbenah total untuk musim depan. Karena itu, Anda boleh ikut berbangga meski tim favorit Anda tidak mendapatkan jatah trofi musim ini.

Terima kasih Leicester, Grazie Claudio Ranieri!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun