Mohon tunggu...
Nico Dwi Kuswanto
Nico Dwi Kuswanto Mohon Tunggu... -

Hanya seorang mahasiswa biasa yang mencintai perjalanan, namun tak sekedar "jalan-jalan". Mencintai ketenangan, namun tak sekedar "tenang-tenang". Berkarya bersama hati _____________________________________________________ Dev. Planning FIA UB '15 [Scout, Adventure, Poetry, Graphic Designer]

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Papan Reklame Patungan untuk Atribut Kampanye, Kenapa Tidak?

5 Maret 2019   18:29 Diperbarui: 6 Maret 2019   09:47 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal lagi, Komisioner Bawaslu, Ardhana mengatakan bahwa setiap calon harusnya memberikan modal lebih terhadap relawan atau tim suksesnya dalam hal pemasangan atribut, hal ini disebabkan sebagian calon memasang atribut pada tiang jalan yang harusnya dilarang, beliau memberikan contoh pemasangan atribut bisa menggunakan tiang kayu sendiri agar tiang lampu terlihat tertib dan tidak disalahgunakan. beberapa kasus lagi menunjukkan pemasangan atribut di batang pohon dengan menancapkan paku. 

Cara tersebut nampaknya akan mendapat perhatian besar terhadap pemerhati lingkungan yang secara secara alamiah dapat mengganggu kesehatan tanaman. Berangkat dari kasus tersebut, terpikir satu hal yang bisa dibilang belum ada yang mengimplementasikan cara ini tapi dapat dipakai sebagai salah satu alternatif. Yaitu pemasangan pada papan reklame elektronik atau videotron, pemasangan ini bukan diperuntukkan kepada satu calon, tetapi beberapa calon dalam satu partai bisa "patungan" untuk menyewa fasilitas tersebut.

Misal terdapat 10 calon dalam satu parpol di dapil tertentu menggunakan papan reklame di tengah kota, mereka dapat mengatur strategi self branding dengan mengatur timing masing-masing wajah calon yang perlu ditampilkan. 

Atau dengan menampilkan semua wajah calon dalam satu waktu tanpa harus bergantian. Bisa dibilang cara ini akan menghemat pengeluaran masing-masing calon dan tentu tanpa menancapkan poster di pohon dengan paku. dengan cara ini kemungkinan akan mendapat perhatian lebih dari pemerhati lingkungan, tentunya dalam bentuk apresiasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun