Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Kontroversi Brent Spar Perusahaan Minyak (Shell)

6 Maret 2016   14:34 Diperbarui: 6 Maret 2016   14:43 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menteri lingkungan hidup Inggris John Gunner diperlakukan berbeda karena sejumlah kritikkan yang ditujukan kepadanya oleh media. Pada tangga 6 juni menteri lingkungan Jerman, Angela Merkel, menuntut lengkap penghentian pembuangan ke laut lepas termasuk SPBU Shell, di saat yang sama dalam KTT G7 yang diadakan di Kanada, Helmut Kohl diberitahu oleh John Major untuk menghentikan Brent Spar di laut lepas dengan argumen untuk melindungi atas nama keselamatan laut kita.

Sepanjang masa krisis Shell mendapat dukungan dari pemerintah Inggris yang ikut aktif mencoba membujuk sekutu-sekutu Eropanya bahwa penenggelaman Brent Sapr di laut lepas sebenarnya adalah keputusan BPEO, tetapi argumen ini jatuh kepada telinga tuli. 

Selain itu kondisi Shell Inggris semakin goyah setelah tekanan kontra yang dilontarkan oleh Shell Jerman dan Shell Belanda. Shell Inggris menerima tugas besar (negatif) dari kedua negara tersebut, misalnya Jerman 1.728 stasiun minyak yang 20% penjualan dibawah rata-rata,  50 SPBU telah dirusak 2 lainnya dibom dan ditembak oleh kelompok aktivis sebagai akibat dari kampanye Greenpeace.

Sementara disisi Jerman sedang menulis surat kepda DTI Inggris dan melampirkan uang untuk membantu pelepasan pantai dan perempuan Jerman yang mengirim gambar anak-anak yang dikenai hukuman guna untuk mendesak ketua Dr Chris Fay agar membatalkan rencana penenggelaman atas dasar argumen kepentingan generasi mendatang. Selama periode ini Shell Jerman menerima 11.000 surat yang berisikan keluhan tentang pembuangan Brent Spar.

Untuk menghdapi tingkat oposisi, pada tanggal 20 Juni Shell mengumumkan  bahw amereka telah menyutujui pembatalan penenggelaman Brent Spar ynag berjarak hanya beberapa jam sebelum eksekusi, dikutip ada keterkaitan dengan masalah ekonomi akibat dari serangan dan blokade kaum aktivis.  Dengan kejadian ini pemerintah dan juga menteri energi merasa tertipu dan mengharuskan Shell melakukan pembuangan ke laut lepas harus merupakan keputusan dari BPEO.

Studi yang ditugaskan menurut pihak Shell, resiko yang ditmblkan oleh penenggelaman Brent Spar dikuantifikasi : resiko pekerjaan yang tertinggi pada pembongkaran tanah dan termurah dengan penenggelaman ditempat. Resiko lingkungan juga lebih rendah apabila dilakukannya pembuangan ke laut lepas.

 Menurut studi tersebut penenggelaman Brent Spar ke dalam laut tidak akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Namun ada rasa takut terhadap pencemaran lingkungan di laut dimana Brent Spar yang akan dibuangbelun tentu diteliti secara keseluruhan oleh peneliti mengingat jumlah yang tidak sedikit.

Yang menjadi masalah adalah (1) atribusi yang menyalahkan dua aktor, Shell dalam contoh pertama diatas, untuk mengambil keputusan dan kebijakan atas pembuangan ke laut lepas adalah BPEO dan pemerintah Inggris. Terkait hal ini Shell dipandang sebuah bisnis besar dan menjadi sebuah perusahaan transnasional dan kekalahannya atas gerakan Greenpeace menggambarkan “kemenangan demokrasi” seperti yang dikutip salah satu koran Inggris. (2) Shell dipandang serakah hal ini dikarenakan Shell memiliki modal yang cukup besar unutk memilih cara yang lebih ramah lingkungan (pembuangan ke darat) sebagai pilihan yang tepat dan dalam hal ini Shell telah kehilangan kredibilitas karena masyarakat melihat itu bukan sebagai kebetulan bahwa BPEO juga menawarkan pilihan yang paling murah secara ekonomi.

Selanjutnya (3) Shell dipandang sebagai sasaran yang empuk untuk melakukan boikot, ini bukan perusahaan seperti Phillip Morris yang memiliki banyak namam merk dan diversifikasi dalam bentuk tembakau. (4) politisi (dengan pengecualian orang-orang Inggris dan Norwegia) yang mengutuk Shell karena dengan cara mudah menarik aktivis Greenpeace. Jerman, Denmark dan Swedia merupakan negara yang paling menentang laut untuk pembuangan yang ternyata tidak memiliki cadangan minyak sendiri yang membuat negara tersebut sangat mendukung  protes publik atas Shell (tanpa pengaruh ekonomi).

Sebaliknya hal ini justru menjadi ajang bagi para politisi untuk berlatih dalam hal kepercayaan tanpa adanya dorongan dari aspek uang atau politik itu sendiri. Pada akhirnya muncul masalah moral dimana bahwa kesucian laut lepas harus tetap murni tanpa adanya sentuhan tangan manusia. Tidak seperti protes lingkungan lainnya pada tahun 1995 yang dilakukan Greenpeace  untuk menyoroti tindakan pembuat kebijakan lingkungan dalam mengurangi CO, emisi pada kofrensi iklim di Berlin pada April 1995. 

Brent Spar memiliki serangkaian  faktor yang telah diidentifikasikan diatas merupakan masalah lingkunagn yang terkait dengan industri minyak diamana semua orang setuju untuk membenci.Tidak seperti emisi CO5 dimana kita semua berkontribusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun