Mohon tunggu...
Nico Arvindo
Nico Arvindo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bahaya Microsleep Bagi Seorang Pengendara

27 Desember 2024   15:35 Diperbarui: 27 Desember 2024   15:27 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Surabaya, 27 Desember 2024 - Microsleep merupakaan keadaan di mana seseorang kehilangan kesadaran tanpa menyadarinya selama kurang dari 30 detik, seringkali saat mereka sangat lelah atau mengantuk. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan fokus dan kontrol, yang sangat berbahaya, terutama ketika terjadi saat berkendara. Menguap berulang, kesulitan menjaga mata terbuka, dan ketidakmampuan untuk memproses informasi adalah semua gejala microsleep yang menunjukkan bahwa tubuh dan otak membutuhkan lebih banyak tidur. 

Sebuah kecelakaan terjadi di area parkiran Kantin Pelangi, Kampus B Universitas Airlangga, pada Kamis siang sekitar pukul 12.15 WIB. Sebuah mobil fortuner berwarna abu-abu mengalami kerusakan pada bagian bumper depan. Diduga dengan kuat, penyebab kecelakaan adalah pengemudi yang merupakan seorang mahasiswa Universitas Airlangga mengalami microsleep. Berdasarkan keterangan dari pengemudi, ia mengalami microsleep sesaat disaat hendak memarkirkan mobilnya. Ia berkata, "Saya itu awalnya sempat microsleep sebentar waktu mau belok naik kearah parkiran mobil. Lalu waktu belok, saya merasa bahwa bumper sebelah kiri mobil itu nabrak tembok, saat itu langsung saya mundurkan kearah kanan. Saat itu saya langsung sadar bahwa bumper saya mengalami kerusakan yang sangat parah". 

Kecelakaan yang terjadi di area parkiran Kantin Pelangi, Kampus B Universitas Airlangga, menggarisbawahi betapa berbahayanya microsleep. Dalam insiden ini, pengemudi yang merupakan mahasiswa mengalami microsleep saat mencoba memarkirkan mobilnya, menyebabkan kerusakan pada bumper depan. Meskipun hanya berlangsung beberapa detik, microsleep dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan fokus, yang sangat berbahaya saat berkendara.

Fenomena microsleep sering kali tidak disadari oleh pengemudi dan dapat terjadi ketika mereka merasa lelah atau mengantuk. Ketika otak memasuki fase tidur yang ringan ini, kemampuan untuk merespon situasi di sekitar menjadi terganggu, sehingga dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Dalam kasus ini, pengemudi menyatakan bahwa ia tidak menyadari bahwa bumper mobilnya menabrak tembok hingga setelah kejadian tersebut. Hal ini menunjukkan betapa cepatnya microsleep dapat mengubah situasi dari aman menjadi berbahaya.

Penting untuk menyadari bahwa microsleep bukan hanya masalah individu, tetapi juga ancaman bagi keselamatan publik. Pengemudi yang mengalami microsleep dapat kehilangan kontrol atas kendaraan mereka, berpotensi menimbulkan kecelakaan yang bisa juga berdampak fatal bagi orang sekitar. Oleh karena itu, sangat penting bagi semua pengemudi untuk memastikan mereka cukup istirahat sebelum berkendara dan mengenali tanda-tanda kelelahan agar dapat mencegah terjadinya microsleep.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun