Mohon tunggu...
nico irawan
nico irawan Mohon Tunggu... -

apa ya?

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Arti Sebuah Kehidupan di Dunia

15 Desember 2012   09:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:36 3360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“Katakanlah: siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi? Dan siapakah yang memberimu pendengaran dan penglihatan, siapakah yang mengeuarkan yang hidup dari kematian, dan mengeluarkan yang mati dari kehidupan, dan siapakah yang mengurus seluruh perkara (dijagad raya)?, Maka niscaya mereka pasti mengatakan: Allah, lalu katakanlah: tidakkah kalian bertakwa?”

(Yunus: 31)

Dengan penjelasan ini, Al-Qur’an telah menjawab pertanyaan pertama: dari mana asal kita? Dan siapakah yang menciptakan kita?

Pada hakekatnya, seorang manusia tidak mungkin dapat menghindar dari keyakinan ini, sebab kaum musyrikin pun tidak mampu menghindar dari jawaban bahwa Allah Ta’ala sebagai penciptanya. Namun apakah sekedar meyakini hal ini sudah cukup ? tentu tidak, sebab Allah Azza Wajalla berfirman:

“..dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”

(Adz-Dzariyat:56)

Jika engkau telah mengetahui bahwa Allah semata sebagai pencipta, yang mengurusi seluruh jagad raya, yang menghidupkan, yang mematikan, dan kekuasaan yang sempurna bagi setiap apa yang ada di alam ini, maka pernyataan ini haruslah memberi pengaruh pada dirimu dengan menjadikan ibadah yang benar hanya untuk Allah Ta’ala, tiada sekutu bagi-Nya dalam hal apapun.

Karena tujuan ibadah inilah ditegakkannya langit dan bumi, dan karena tujuan inilah kita diciptakan di alam ini, dan karena hal inilah para rasul diutus, dan kitab- kitab suci diturunkan, lalu setelah itu diadakanlah proses hisab, pahala dan dosa, lalu setelah itu surga dan neraka.

Apakah setelah kita mengetahui tujuan hidup ini, berarti seluruh waktu kita hanya diluangkan di masjid untuk melakukan ruku dan sujud? Lalu membiarkan manusia dengan berbagai aktifitas kehidupannya?

Pemahaman Yang Benar Tentang Ibadah

Ini bukanlah pemahaman yang benar tentang  makna ibadah, namun yang dimaksud ibadah adalah mengerjakan setiap apa saja yang dicintai Allah Azza Wajalla dan diridhai-Nya, dan meninggalkan apa saja yang dilarang-Nya, sehingga apa yang kamu pelajari, yang kamu amalkan, ketika engkau berada di rumah, di jalan, atau di masjid, dan hubunganmu dengan sesama manusia, engkau senantiasa mengharapkan wajah Allah dan mengikuti bimbingan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Dengan kedua syarat ini (ikhlas dan mengikuti bimbingan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,pen), seluruh aktifitas kehidupanmu akan bernilai ibadah karena Allah .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun