Seperti Yusuf yang meratap di dalam sumur celaka
Manakala rembulan itu telah hilang dari mata penikmatnya
Tentang mu, seseorang yang ku tempatkan pada setinggi-tingginya Nirwana
Belum puas ku berucap nestapa,
Lihatlah Maryam yang mendekap erat buaian sayang puteranya Isa.
Begitu pun aku melampauinya dengan mengasihimu di setiap untaian tanpa sisa.
Lalu bagaimana dengan kedua mata Yakub yang nyaris buta?
Mendung raut riuh tangis,
tak bisa Dia bendung dan tak tertakis.
di mana langit cerah yang selalu ku junjung?
Sedangkan kamu pun tak jua kunjung
Menerka-nerka andai di suatu perjumpaan yang agung.
Pada bait-bait mesra yang membawa seperti pertemuan antara Yusuf dan Yakub,
Sampaikan pada singgasana-Nya bahwa akan ada hari yang mempersatukan,
Aku dan kamu, seutas semoga di dalam penantian,
Sebuah penggenapan dari ganjil dua anak manusia yang membuat semesta pun takjub.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H