Filsafat, sebuah instrumen sekaligus ilmu untuk menelusuri dan membongkar akal hingga mencapai bagian yang paling dasar, merupakan suatu alat berpikir yang sangat berkaitan erat secara kronologis dengan lahirnya berbagai ilmu pengetahuan yang telah tersusun dan terkategorisasi seperti yang kita kenal saat ini. Berangkat dari kehausan untuk mengetahui asal mula dan hakikat realitas yang ada, dahaga tersebut terpuaskan dan masih akan terus berlanjut karena hasil yang dicapai meningkatkan kualitas peradaban manusia dari masa ke masa (Wahana 2016).Â
Filsafat sebagai mother of science ternyata masih memiliki relevansi dengan perkembangan peradaban saat ini yang sudah kompleks dan akan menjadi lebih kompleks kedepannya.Â
Filsafat berperan dalam membentuk cara berpikir sekaligus membedah segala pengetahuan kontemporer sekaligus pengetahuan ini belum ada pada zaman dulu. Â
Filsafat juga membelah dirinya ke dalam empat pilar utama, yaitu ontologi, epistemologi, aksiologi, dan logika. Di tulisan kali ini akan digunakan aksiologi dalam penulisan urgensi filsafat ilmu sebagai landasan utama kemajuan masyarakat indonesia di bidang teknologi.Â
Aksiologi sendiri merupakan salah satu pokok bahasan dalam filsafat yang isinya adalah tentang manfaat atau kegunaan, dalam hal ini adalah kegunaan ilmu pengetahuan.Â
Kebermanfaatan atau kegunaan dari suatu ilmu pengetahuan dapat diukur dengan cara menilai sejauh mana ilmu tersebut berperan dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Kebermanfaatan tersebut juga berwujud nilai-nilai yang dapat ditelaah menggunakan teori etika dan estetika. Jadi sederhananya, aksiologi membahas tentang kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia (Adib 2010).
Di era yang serba kompleks, banyak hal yang mengharuskan kita untuk semakin cepat beradaptasi untuk menghindari ketertinggalan. Hal tersebut juga mengubah cara kita untuk bisa bertahan di era ini, salah satunya dari cara bertahan hidup, khususnya pekerjaan.Â
Berdasarkan data dari World Economic Forum (WEF), 83 juta pekerjaan konvensional yang ada saat ini akan hilang dan digantikan dengan 69 juta pekerjaan yang berhubungan langsung dengan teknologi digital (CNN 2023). Teknologi digital dapat dipahami dengan belajar mengenai literasi digital.Â
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk bisa memaksimalkan potensi kemampuan yang ada dalam dirinya seperti berpikir inovatif,kritis, dan kreatif untuk bisa menggunakan berbagai perangkat digital yang ada. Untuk menarik perhatian masyarakat luas untuk mau tidak tertinggal dan hidup berdampingan dengan teknologi ini, maka harus dijelaskan terlebih dahulu manfaat dari teknologi tersebut dalam kehidupan mereka secara langsung. Disinilah peran aksiologi filsafat ilmu bekerja.
Masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki usaha-usaha kreatif yang tergolong ke dalam Usaha Mikro,Kecil, dan menengah (UMKM). Dengan berkembangnya zaman, peralihan dari cara berbelanja yang dulunya datang langsung ke toko fisik penjual, sekarang mulai beralih ke toko non-fisik atau online. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya jumlah pengunjung secara fisik dan membuka potensi ekonomi online secara luas.Â
Akan tetapi, kekurangan literasi digital masyarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk diantaranya teknofobia turut membuat lambat atau gagalnya proses adaptasi tersebut. Konsep aksiologi yang bertugas untuk menjelaskan manfaat dari teknologi digital seperti media sosial kepada para pelaku UMKM berperan penting agar memberikan pemahaman kepada masyarakat sekaligus mempercepat akselerasi ekonomi digital.Â