Mohon tunggu...
Nicky Emmanuel Simanjuntak
Nicky Emmanuel Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Membedah berbagai konten-konten implisit hubungan internasional untuk dibahas secara eksplisit.

Selanjutnya

Tutup

Film

Attack on Titan : Konflik Turun Temurun dan Kegagalan Sistem Pemerintahan Kerajaan

29 Mei 2023   01:22 Diperbarui: 29 Mei 2023   01:24 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shingeki no Kyojin atau Attack on Titan (AOT) adalah sebuah serial anime buah pikiran Hajime Isayama yang memiliki penonton maupun fans yang sangat banyak di seluruh penjuru dunia, khususnya Indonesia. Bagaimana tidak, penonton disajikan oleh sebuah cerita yang cukup berbeda dari anime-anime lainnya seperti Naruto maupun One Piece yang dimana biasanya sang tokoh utama diceritakan ingin mencapai cita-cita pada umumnya seperti hokage maupun bajak laut terhebat, tetapi di AOT sendiri sang tokoh utama, Eren Yeager, hanya ingin meraih satu hal, yaitu kebebasan.

Anime ini diawali dengan Eren kecil berusia 10 tahun yang mengekspresikan ketidaksukaannya untuk hidup didalam tembok bahkan sampai menganalogikan kalau orang-orang yang tinggal di dalam tembok setinggi lima puluh meter itu sama saja seperti hewan ternak yang tidak mau berpikir dan langsung berpuas diri apabila kebutuhan dasarnya terpenuhi. Hal tersebut menyebabkan terciptanya konsep awal kebebasan di kepala Eren sehingga tibalah ia di keputusan untuk bergabung ke dalam Pasukan Pengintai nantinya. Akan tetapi, pada awalnya ia tidak dianggap serius dan hanya menjadi bahan tertawaan oleh orang-orang disekitarnya.

Singkat cerita, tembok dihancurkan dan ibu Eren meninggal yang mana mengharuskan penduduk tembok Maria (lapisan terluar tembok) harus mengungsi ke tembok Rose (lapisan kedua tembok). Dengan kehancurkan tempat tinggal dan kematian ibunya karena dimakan oleh makhluk raksasa bernama titan , tekad Eren semakin besar untuk meraih kebebasan dengan cara membinasakan semua titan yang ada dimuka bumi. Akan tetapi, dalam perjalanannya, terdapat unsur-unsur kediktatoran yang menghalangi pencapaian kebebasan tersebut. Mari kita bahas.

Dalam perjalannya, Eren mengetahui kalau ia bisa berubah menjadi titan, dan pasukan pengintai memanfaatkan kekuatannya untuk kembali merebut tembok Maria. Di tengah semangat untuk kembali merebut wilayahnya, ternyata para penguasa,bangsawan,pihak kerajaan, bahkan pendeta penyembah tembok tidak menyukai hal tersebut. Hal tersebut membuat mereka memaksa untuk menyerahkan Eren untuk segera dieksekusi dan membekukan sekaligus membubarkan pasukan pengintai. Kekejaman sekaligus kegagalan sistem pemerintahan terlihat dari monopoli dan manipulasi pengetahuan, ketidakbebasan akses informasi, serta kediktatoran mereka.

"Tak ada yang bisa menghentikan rasa ingin tahu manusia"- Armin.

Sejak kecil, rakyat diberitahu kalau umat manusia di luar tembok sudah punah dan segala hal yang berkaitan dengan informasi asal-usul titan disembunyikan, hal tersebut juga tertulis dalam setiap buku sejarah yang diajarkan kepada anak-anak. Setiap orang hanya disuruh untuk percaya pada setiap informasi yang berasal dari kerajaan tanpa perlu tahu mempertanyakannya. 

Akses informasi yang tertutup akan menimbulkan banyak spekulasi dan interpretasi karena mempertanyakan legitimasi informasi tersebut, belum lagi ketika pasukan pengintai yang selalu bergerak dengan minim informasi yang menyebabkan banyaknya korban jiwa setiap kali melakukan ekspedisi di luar tembok. 

Padahal, informasi asli tentang asal usul titan sebenarnya sangat berguna untuk meminimalisir korban tersebut. Selain itu, akses informasi yang bebas juga tentunya sangat berguna untuk meningkatkan kontribusi dan partisipasi rakyat dalam kehidupan tembok untuk menyelesaikan permasalahan seratus tahun dan turun temurun di dalam internal bangsa dan kerajaan .

Kediktatoran juga secara eksplisit ditunjukkan oleh pihak kerajaan, mulai dari membunuh seorang guru sejarah yang terlalu kritis dan selalu mempertanyakan kebenaran buku sejarah, sepasang kekasih yang berusaha untuk keluar tembok dengan balon udara, hingga pendeta tembok yang dibunuh karena dianggap melakukan pengkhianatan karena membeberkan informasi kepada pasukan pengintai. Semua hal tersebut dilakukan oleh pihak kerajaan dengan alasan untuk tetap menjaga perdamaian dalam tembok dan mencegah terjadinya perang saudara diantara mereka.

"Orang yang tidak bisa berkorban tidak bisa mengubah apapun"- Armin.

Kegagalan kerajaan dalam menyelesaikan konflik turun-temurun antara penduduk tembok dengan dunia yang melibatkan publik dalam resolusi konflik secara damai  menyebabkan manusia di dalam tembok harus membunuh para titan yang sebenarnya adalah juga manusia itu sendiri. Selain itu, efek jangka panjang dari kegagalan pemerintah ini menyebabkan sang tokoh utama, Eren memilih jalannya sendiri untuk yaitu dengan membinasakan semua umat manusia di luar tembok sebagai bentuk manifestasi kebebasan yang dihasilkan dengan cara yang sangat keji.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun