Mohon tunggu...
Tatang Tarmedi
Tatang Tarmedi Mohon Tunggu... Jurnalis - Untuk share info mengenai politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Hidup akan jauh lebih bernilai, jika kau punya sebuah tujuan penting.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

UPT Puskesmas Buahdua Serius Tangani Stunting dan Turunkan Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan

30 Desember 2023   06:38 Diperbarui: 24 Mei 2024   02:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program new zero stunting dan penurunan angka kematian ibu / bayi sebagai target Pemkab Sumedang di tahun 2024 perlu dilaksanakan semua tatanan dan lintas sektoral hingga ke tingkat bawah.

Khusus untuk Kecamatan Buahdua, beragam inovasi  telah dijalankan, diantaranya melalui program Mapay Lembur Cegah Stunting dan Malem Cebunting. 

Demikian dikatakan Hj. Rukruk Rumiasih, S.T. Keb.  Kepala Puskesmas Buahdua. 

Dikatakan lebih jauh, program-program berkaitan dengan penuntasan stunting tidak terlepas dari koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk forkopimcam dan pemerintahan  desa melalui kader-kader posyandunya.

 " Kita keliling lembur, melalui kegiatan posyandu dan pusling, lakukan  pemeriksaan kepada seluruh masyarakat. Termasuk di dalamnya,  intervensi pemberian makanan  berprotein hewani, berupa telur dan susu kepada ibu hamil, " tutur Bidan Rukruk.

Akibat jalinan kebersamaan pihak-pihak terkait, kata Bidan Rukruk, angka stunting untuk Kecamatan Buahdua tergolong kecil dibanding kecamatan lain, yakni hanya tersisa 39 balita stunting.

 " Begitu pula, angka kematian ibu / bayi juga tergolong kecil. Karena, untuk di wilayah ini, ibu hamilnya sedikit. Rata-rata satu keluarga hanya miliki satu dua anak saja. Jarang di wilayah ini, keluarga beranak banyak, " terang Bidan Rukruk.

Bahkan, imbuh Bidan Rukruk, di tahun 2023 tidak ada angka kematian ibu hamil /melahirkan, " Hanya, masih ada 7 kematian bayi. Itu juga karena ada satu ibu hamil melahirkan tiga kembar. Hamilnya hanya 28 minggu.

Bobot lahir peranaknya hanya satu setengah kilogram. Jadi, meninggal tiga-tiganya. Tapi, mudah-mudahan di tahun depan, tidak ada lagi angka kematian bayi, " harapnya.

Munculnya kasus stunting di Kecamatan Buahdua, berdasarkan pengamatan Bidan Rukruk, diantaranya akibat salah pola asuh. Ibunya bekerja anak diasuh oleh neneknya. Si nenek kadang hanya berpikir makan asal masuk ke perut saja.

" Selain itu, ASI Ekslusifnya tidak baik. Bahkan, rata-rata balita stunting itu, tidak diberi ASI Ekslusif selama nol hingga enam bulan pasca kelahirannya, " jelas Bidan Rukruk yang awali karir kebidanannya di Kecamatan Cadasngampar tahun 1990.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun