Mohon tunggu...
Nickolaus Ardian
Nickolaus Ardian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Pelajar dan Pemikir

Baca artikel terbaru saya!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Stoikisme vs Nihilisme Nietzche: Perbedaan Sudut Pandang dan Pentingnya Mengambil Intisari Kedua Pihak

23 Mei 2024   21:03 Diperbarui: 23 Mei 2024   23:28 22045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai tantangan yang menimbulkan kecemasan dan stres. Untuk mengatasi hal ini, kita bisa belajar dari berbagai aliran pemikiran filosofis. Dua di antaranya adalah Stoikisme dan Nihilisme Nietzsche. Meski memiliki pandangan yang berbeda, kedua filosofi ini bisa memberikan kita wawasan yang berharga dalam menjalani hidup. Pada kali ini mari kita bahas perbedaan antara Stoikisme dan Nihilisme Nietzsche, serta bagaimana kita bisa mengambil intisari dari kedua sudut pandang ini untuk menghadapi masalah sehari-hari.

Stoikisme: Mengendalikan Reaksi dan Mencapai Ketenangan

Stoikisme adalah filosofi yang berkembang di Yunani Kuno dan Romawi, dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Inti dari Stoikisme adalah mengembangkan ketenangan batin melalui pengendalian diri dan reaksi emosional terhadap peristiwa eksternal.

Sumber: suratdokter.com
Sumber: suratdokter.com

Salah satu kasus nyata adalah ketika terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang parah. Sebagai gantinya marah atau frustasi, seorang Stoik akan mencoba untuk tetap santai dan menerima situasi tersebut sebagai sesuatu yang di luar kendali mereka. Mereka akan fokus pada hal-hal yang masih bisa mereka kendalikan, seperti sikap dan reaksi mereka sendiri.

Nihilisme Nietzsche: Menciptakan Makna dalam Kehidupan yang Tidak Bermakna

Friedrich Nietzsche dikenal sebagai seorang filsuf Jerman yang memperkenalkan konsep Nihilisme. Bagi Nietzsche, kehidupan tidak memiliki makna inheren atau tujuan. Namun, daripada menyerah pada keputusasaan, Nietzsche mendorong kita untuk menciptakan makna dan nilai kita sendiri.

Sumber: djkn.kemenkeu.go.id
Sumber: djkn.kemenkeu.go.id

Bayangkan jika kita merasa terperangkap dalam rutinitas pekerjaan yang membosankan. Pendekatan Nietzschean akan mendorong kita untuk menemukan atau menciptakan makna dalam pekerjaan, mungkin dengan mencari aspek-aspek yang kita nikmati atau dengan menetapkan tujuan pribadi yang memberikan kepuasan.

Mengambil Intisari dari Kedua Pihak: Pendekatan Holistik

Meskipun Stoikisme dan Nihilisme Nietzsche tampak bertentangan, kita bisa mengambil intisari dari keduanya untuk menghadapi kecemasan dan stres dalam kehidupan sehari-hari.

Mengendalikan Reaksi dan Menciptakan Makna

Dengan menerapkan prinsip Stoikisme, kita dapat mengendalikan emosi kita saat menghadapi situasi sulit. Di sisi lain, kita juga bisa belajar dari konsep Nihilisme Nietzsche untuk menemukan makna baru dalam kehidupan kita. Sebagai contoh, ketika mengalami kehilangan pekerjaan, kita dapat tetap tenang dan rasional (Stoikisme), sambil mencari peluang baru yang memberikan makna dan tujuan baru (Nihilisme Nietzsche).

Contoh praktisnya adalah ketika ada seorang mahasiswa yang merasa khawatir tentang masa depannya. Dengan mengatasi kekhawatiran dan fokus pada belajar (pendekatan Stoik), serta menemukan passion atau tujuan hidup yang memberikan arti (pendekatan Nietzsche), mereka dapat menemukan keseimbangan yang lebih baik dalam menjalani hidup.

Kesimpulan: Pentingnya Mengambil Intisari Kedua Pihak

Dalam menghadapi kecemasan dan stres sehari-hari, kita perlu menemukan keseimbangan yang tepat. Stoikisme mengajarkan kita untuk mengontrol reaksi terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, sementara Nihilisme Nietzsche mengingatkan kita untuk menciptakan makna dan tujuan hidup kita sendiri. Dengan mengontrol emosi dan mencari makna dalam kehidupan, kita dapat menghadapi segala rintangan dengan bijaksana dan bermakna.

Sumber: wikihow.com
Sumber: wikihow.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun