Meskipun Stoikisme dan Nihilisme Nietzsche tampak bertentangan, kita bisa mengambil intisari dari keduanya untuk menghadapi kecemasan dan stres dalam kehidupan sehari-hari.
Mengendalikan Reaksi dan Menciptakan Makna
Dengan menerapkan prinsip Stoikisme, kita dapat mengendalikan emosi kita saat menghadapi situasi sulit. Di sisi lain, kita juga bisa belajar dari konsep Nihilisme Nietzsche untuk menemukan makna baru dalam kehidupan kita. Sebagai contoh, ketika mengalami kehilangan pekerjaan, kita dapat tetap tenang dan rasional (Stoikisme), sambil mencari peluang baru yang memberikan makna dan tujuan baru (Nihilisme Nietzsche).
Contoh praktisnya adalah ketika ada seorang mahasiswa yang merasa khawatir tentang masa depannya. Dengan mengatasi kekhawatiran dan fokus pada belajar (pendekatan Stoik), serta menemukan passion atau tujuan hidup yang memberikan arti (pendekatan Nietzsche), mereka dapat menemukan keseimbangan yang lebih baik dalam menjalani hidup.
Kesimpulan: Pentingnya Mengambil Intisari Kedua Pihak
Dalam menghadapi kecemasan dan stres sehari-hari, kita perlu menemukan keseimbangan yang tepat. Stoikisme mengajarkan kita untuk mengontrol reaksi terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, sementara Nihilisme Nietzsche mengingatkan kita untuk menciptakan makna dan tujuan hidup kita sendiri. Dengan mengontrol emosi dan mencari makna dalam kehidupan, kita dapat menghadapi segala rintangan dengan bijaksana dan bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H