Mohon tunggu...
Nickmal Hakim
Nickmal Hakim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola

Industri dan Idealisme Sepakbola

21 Maret 2016   23:41 Diperbarui: 21 Maret 2016   23:48 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sepabola Indonesia, (nap/byu/jppn/far/k15)"][/caption]Di Negara yang Sepakbola maju tentu tidak akan terlewat perbincangan mengenai transfer jual-beli pemain, sponsor tim, sponsor pemain, keuntungan klub dan juga aset yang dimiliki sebuah klub. Bagaimana sebuah Klub dapat di akuisisi oleh Pengusaha/Investor, mereka melihat potensi sebuah klub dapat menjadi ladang bisnis bagi mereka. 

Tidak ada seorangpun yang berinvestasi di dunia sepakbola apabila tidak mimikirkan sisi keuntungan sama sekali di dalamnya. Makanya Klub berlomba-lomba mendatangkan pemain dengan skill yahud dan harga pemain yg mahal. Bukan hanya untuk memperkuat klub, sisi positifnya klub juga ingin penjualan jersey mereka meningkat dari tahun ke tahun dan menambah basis fans-fans dari berbagai belahan benua lainnya. apalagi tiket yang dijual tiap pekannya dan hak siar dari stasiun tv yang semakin besar.

Dalam kurun waktu 14 tahun terakhir di Eropa sendiri setelah Chelsea kedatangan Abramovich sudah banyak Investor yg mengakuisisi Klub-klub di benua biru tersebut. Hingga menarik pengusaha asal asia seperti Eick Thohir ( di Inter), Vichai Srivaddhanaprabha (Leicester), dan Peter Liem (Valencia).

Lalu bagaimana dengan Sepakbola yang masih "Berkembang" seperti di Indonesia??. Kalo sudah bicara kompetisi sepakbola kita sudah masuk di ruang lingkup industri. Ada market loyal nya. Disitulah roda berkembangnya kompetisi, maka suka ga suka harus mau bicara 'Branding'. Bagaimana kompetisi harus di kemas sebaik mungkin untuk menarik minat sponsor.

Hal ini merupakan tantangan besar, baik bagi klub, maupun federasi sepakbola di sebuah negara, dalam konteks Indonesia tentu kita berbicara PSSI. Semua pihak yang ada di dalam industri sepakbola, agar sepakbola dalam negeri kembali bergairah. bukan hanya sekedar membuat kompetisi tapi membuat kompetisi dari tahun ke tahun semakin membaik, membuat suporter yang ceras dan kreatif dan gaji pemain yg terselesaikan.

Untuk ukuran Sepakbola Indonesia tolak ukur sebuah keberhasilan sebuah kompetisi adalah melahirkan pemain-pemain muda berbakat yg potensial, skill mumpuni dan bisa melahirkan prestasi bagi Timnas.

Kita tak perlu meniru Liga Tiongkok yg hebring dengan membeli pemain-pemain Top Eropa yg mahal untuk memperkuat Klub. Korea dan Jepang sebagai simbol kekuatan Sepakbola Asia lah yg wajib ditiru, H. Nakata, Nakamura, Park Ji Sung, Kagawa, Okazaki para pesepakbola yg mampu menembus Liga Terbaik Eropa. mereka adalah pemain yg lahir dari Liga Lokal di Negara masing-masing. Intinya  menggunakan talenta lokal akan semakin memperkaya kekuatan sepakbola Negara itu sendiri...

Ketika prestasi telah lahir berarti mengundang sponsor untuk terus mendanai kompetisi. Bagi investor, prestasi pada klub yang disponsorinya berarti meningkatkan nilai produknya di pasaran atau bahkan menambah jumlah mangsa pasar. Sedangkan bagi suporter, tentu prestasi adalah sebuah kebanggaan. Dan bagi Timnas, melahirkan Prestasi adalah sebuah Oase.  

Di Brasil, sepakbola adalah idealisme. Mereka melakukan apa yang mau mereka lakukan. Fans klub-klub bola di Brasil fanatik bukan maen, tapi satu hal yg istimewa, mereka lebur kalo buat Tim Nasional nya.

Karena Idealisme itu berakar pada kesadaran sepenuhnya bahwa yang paling mendasar dari permainan sepakbola adalah permainan untuk hiburan. Dan tidak ada hiburan yang lebih menyenangkan dalam sepakbola selain gaya permainan yang mempertontonkan serangan, keterampilan yang tinggi, imajinasi dan inovasi. Itu puncak.

 

Jaya Terus Sepakbola Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun