Hal-hal ini tentunya sejalan dengan tujuan-tujuan dari intervensi oleh Amerika Serikat. Namun kita baru melihat tujuan-tujuan yang hanya bersifat formal, tujuan yang dikeluarkan Amerika Serikat agar mendapat dukungan dari negara-negara lain.
Sekarang kita masuk pada mengapa sebenarnya terjadi intervensi oleh Amerika Serikat. Singkat saja, intervensi yang paling mudah untuk dilihat dalam hal ini adalah intervensi Amerika Serikat di Irak yang tujuan nya adalah untuk menurunkan Saddam Hussein dan menyita senjata penghancur massal atau WMD (Weapon of Mass Destruction) yang berupa bom nuklir dari Irak.Â
 bertahun-tahun perang berlanjut, muncul kesadaran bahwa sebenarnya tidak ada senjata nuklir di Irak, seakan-akan hal ini hanya sebuah kebohongan yang diciptakan oleh Amerika Serikat.
Dan ternyata benar tidak ada senjata nuklir di Irak, muncul kesadaran lainnya bahwa Amerika Serikat sebenarnya masuk ke Irak tidak untuk memerdeka kan Irak dari Saddam Hussein atau menyita senjata nuklir, melainkan untuk mengambil alih sumur dan produksi minyak.Â
Hal seperti ini sebenarnya sering terjadi dalam intervensi Amerika Serikat, dimana tujuan yang diketahui publik hanyalah alasan untuk menutupi tujuan yang sebenarnya. Tindakan ini tentu tidak sesuai dengan berbagai bagian dari Pancasila.Â
Tindakan Amerika Serikat yang mengintervesi sebenarnya tidak sesuai dengan Pancasila khususnya di sila ke empat mengenai kemusyawarahan. Amerika Serikat tidak mengambil tindakan diplomasi yang panjang melainkan langsung menggunakan cara kasar jika diplomasi awal telah gagal. Dengan tindakan yang kasar tersebut, Amerika Serikat juga tidak menghargai hak negara yang di intervesi, hal in tentunya tidak sesuai dengan sila kelima.
Pada akhirnya, tujuan dari berbagai intervensi Amerika Serikat sesuai dengan bagaimana Pancasila melihat permasalahan dunia namun tindakan dan tujuan asli dari intervensi tersebut tidaklah sesuai dengan bagaimana Pancasila menghadapi berbagai permaslahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H