Mohon tunggu...
Nicklaus Madjid
Nicklaus Madjid Mohon Tunggu... Animator - Nasionalis

Halo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pancasila, Antara Sosialisme dan Liberalisme

24 Mei 2019   00:02 Diperbarui: 30 Juni 2021   13:37 13071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila, ideologi, dasar hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sudah ditanamkan pada kita sejak kecil. Pancasila umumnya ditanamkan lewat pelajaran di kelas, dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, dan bahkan sekarang juga di perkuliahan. 

Kita ditanamkan Pancasila untuk mempertahankan keberadaan dari Pancasila itu sendiri. Hal ini penting karena Indonesia memiliki lokasi strategis untuk perdagangan dimana negara mudah mendapat pengaruh dari luar dengan mudah. 

Masuknya pengaruh dari luar kemudian dipermudah dengan adanya era globalisasi. Kebanyakan dari pengaruh luar ini dianggap buruk, salah satu pengaruh luar yang sangat ditolak tentunya adalah yang dapat mempengaruhi ideologi bangsa secara buruk.

Ideologi secara umum adalah ide atau gagasan yang dijadikan sebagai cita - cita, tujuan suatu kelompok atau negara. Secara umum di dunia ini terdapat dua sisi pemikiran ideologi yang berbeda, Sosialisme dan Liberalisme. 

Sosialisme secara sederhana adalah berupa ideologi yang mementingkan kepentingan kelompok masyarakat secara keseluruhan dari pada kepentingan individu dalam masyarakat. 

Perlu diingat bahwa Komunisme dan Sosialisme adalah dua hal yang berbeda, dalam masyarakat kita kedua hal ini sering dianggap sama semenjak Komunisme sendiri merupakan bentuk hasil dari pengembangan Sosialisme. 

Komunisme dapat dilihat sebagai Sosialisme yang lebih ekstrim dimana hak pribadi individu tidak terlihat lagi, semuanya merupakan milik masyrakat, milik negara. Sosialisme masih memiliki hak bagi individunya seperti hak memiliki properti non industri dan beragama. Berbicara mengenai agama, dalam ideologi Komunisme agama dapat dibilang tidak ada.

Ada spekulasi setelah mendalami Marxisme, dasar dari Komunisme, bahwa sebenarnya yang dimaksudkan Marx saat ia mengecap agama sebagai candu adalah ia memang menolak keberadaan agama atau ia ingin menciptakan kondisi dimana agama tidak dimunculkan lagi dalam politik dan kegiatan masyarakat yang akan menyebabkan konflik tidak berarti sehingga agama benar - benar hanyalah sesuatu yang bersifat personal. 

Namun seperti yang bisa dilihat, pada akhirnya agama tidak didukung dalam Komunisme.

Di sisi lain terdapat Liberalisme. Liebralisme secara sederhana merupakan ideologi yang sangat mementingkan kepentingan dan hak - hak setiap individu dalam masyarakat. Liberalisme dapat ditemui di segala penjuru dunia. 

Apapun yang demokrasi pasti memiliki nilai - nilai dari Liberalisme. Kebebasan hak yang dijunjung oleh Liberalisme adalah hak dari segala hal yang kita dapat lakukan dari hak hidup hingga hak berjualan. Berbicara hak berjualan, salah satu cabang dari Liberalisme yang terkenal adalah Kapitalisme. Kapitalisme adalah kebalikan Sosialisme dan Komunisme dimana objek dagang, industri, produksi merupakan milik individu atau swasta. 

Pemerintah dalam hal ini tidak memiliki urusan dengan perdaganan dan industri kecuali jika terdapat individu yang merasa hak nya terlanggar oleh individu lain yang sedang menikmati hak nya. 

Karena sangat melekat dalam perdagangan yang bebas, Kapitalisme dapat dengan mudah dihubungkan dengan konsumerisme. Konsumerisme ini telah memasuki banyak negara termasuk negara - negara yang harusnya menentang nya. 

Kapitalisme menyusupi banyak negara hingga negara - negara berideologi Komunisme seperti Republik Tiongkok dan Republik Kuba yang sekarang menggunakan Komunisme hanya sebagai kostum dan alat bagi pemimpin nya untuk tetap berkuasa dan berdiri di antara negara - negara lain di dunia internasional.

Liberalisme dapat dibilang sebagai salah satu faktor penting yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini di karenakan kemunculan dari Liberalisme membuka jalur menuju pembentukan tidak hanya negara namun juga bangsa Indonesia, khususnya kemunculan Liberalisme di Belanda. 

Adanya Liberalisme di Belanda mendorong politisi Belanda saat itu untuk menciptakan sebuah program balas budi bagi Hindia Belanda Timur yang telah mengisi kas negara dan mensejahterakan Belanda. 

Dalam program balas budi tersebut salah satunya adalah berupa pemberian edukasi bagi bangsa pribumi, hal ini tentu berdampak besar terlebihnya bagaimana bangsa pribumi menjadi terpelajar dan sadar akan penjajahan akan hak mereka sebagai penduduk asli Nusantara.

Indonesia menjujung tinggi ideologi Pancasila dan menolak penuh ideologi lain nya. Secara pribadi saya sempat melihat spanduk dari Polres yang isinya berupa ajakan untuk melawan ideologi Liberalisme, Komunisme, dan Imperialisme, saya sempat tersenyum ingin tertawa melihat sepanduk tersebut semenjak negara ini menjalankan praktek Liberalisme sebagai sebuah negara demokrasi. 

Namun Sosialisme juga dapat ditemui dengan mudah. Ideologi Pancasila menjadi semacam campuran antara ideologi Liberalisme dan Sosialisme. Namun jika Pancasila merupakan ideologi campuran maka lebih kearah manakah Pancasila? 

Liberalisme yang dapat ditemui di hampir semua negara di muka Bumi atau Sosialisme yang masih sering dipandang negatif oleh masyarakat karena kemiripan nya dengan Komunisme yang terlarang?

Pancasila terdiri atas lima sila. Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Jika kita lihat sila-sila dalam Pancasila, khususnya pada butir - butir pengamalan nya, terdapat hal - hal yang merupakan bentuk dari Liberalisme dan Sosialisme. 

Pada sila pertama hak individu untuk beragama dijujung tinggi oleh Pancasila, hal ini tentu nya lebih menggambarkan Liberalisme dalam Pancasila karena hal ini mendukung dan mementingkan hak pribadi, walaupun Sosialisme juga memperbolehkan individu untuk beragama dan tidak ada diberi hak bagi mereka yang atheis. 

Pada sila kedua jika dilihat dari butir - butir pengamalan nya berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978, lebih bersifat Sosialis karena terdapat dukungan untuk mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Sementara sila ketiga lebih bersifat atau menunjukan ideologi lain yaitu Nasionalisme. 

Pada sila keempat terdapat butir pengamalan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat yang tentunya terlihat seperti suatu hal yang mendukung Sosialisme. Dan pada sila kelima keadilan sosial  dijujung tinggi, keadilan ini adalah berupa pemberian hak dan pelaksanaan hukum yang tidak pilih - pilih. 

Semua individu, kelompok, intitusi yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia memiliki hak dan tunduk pada hukum yang sama. Dengan ini dapat di simpulkan bahwa sila kelima termasuk dalam bentuk Liberalisme.

Setelah melihat setiap sila dalam Pancasila dan mengkategorikan sifat sila tersebut, dapat dilihat bahwa sebenarnya Pancasila seimbang antara Sosialisme dan Liberalisme. 

Namun mengapa Pancasila tetap lebih condong pada Sosialisme. Hal ini dikarenakan Pancasila pada akhirnya lebih mementingkan kepentingan masyarakat dan negara dibandingkan  kepentingan pribadi. Hal ini tentu dapat berubah karena Pancasila merupakan ideologi yang fleksibel, dapat mengikuti perubahan dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun