Dalam dunia medis, kesuksesan suatu pengobatan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan seorang tenaga medis dalam menganalisis kondisi tubuh pasien, tetapi juga oleh kualitas komunikasi yang terjalin selama proses konsultasi. Komunikasi yang baik tidak hanya membuat pasien merasa lebih tenang dan nyaman selama proses konsultasi, tetapi juga membuat pasien dapat lebih mudah menerima informasi dari tenaga medis. Di sisi lain, tenaga medis juga dapat lebih mudah mendapatkan informasi dari sang pasien. Hal tersebut membuat proses pengobatan dapat menjadi lebih efektif.
Ketika seorang tenaga medis memberikan informasi terkait pengobatan, seperti hasil diagnosis, dosis obat, dan waktu konsumsi obat, dengan kemampuan komunikasi yang baik, pasien akan lebih dapat memahami kondisinya dan mematuhi rencana pengobatan yang diberikan oleh tenaga medis tersebut. Selain itu, beberapa faktor penentu kesuksesan suatu pengobatan, sugesti dan kepercayaan terhadap tenaga medis yang bersangkutan, juga dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi tenaga medis. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik berdampak langsung pada keberhasilan pengobatan yang diberikan tenaga medis. Bahkan, menurut Saleh dan Hendra (2019), kualitas komunikasi mempengaruhi keberhasilan kesembuhan pasien.
Ketidakmampuan tenaga kesehatan untuk melakukan komunikasi yang baik dapat menyebabkan miskomunikasi atau kesalahpahaman. Hal ini tentu memiliki dampak negatif. Salah satu contoh dampak negatifnya adalah kesalahan metode konsumsi obat, yang dapat berakibat fatal apabila terlambat ditangani. Sebuah studi juga menunjukkan bahwa dalam dunia medis, sebagian besar kesalahan yang terjadi adalah akibat dari komunikasi yang tidak baik saat proses konsultasi.
Hambatan
Komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga medis tidak selalu dapat terjadi, ada beberapa hambatan yang harus dijalani oleh pasien dan tenaga medis dalam mencapai komunikasi yang baik, beberapa di antaranya adalah:
Keragaman Bahasa dan Budaya
Perbedaan bahasa dan budaya tenaga medis dan pasien sangat memungkinkan kesalahpahaman untuk terjadi. Tenaga medis harus mempelajari bahasa lokal agar dapat memahami maksud pasien dengan baik agar konsultasi dapat membuahkan diagnosis yang tepat.
Jadwal yang Padat
Terkadang jadwal antrian tenaga medis yang padat membuat durasi komunikasi antar pasien dan tenaga medis tidak maksimal. Hal tersebut memungkinkan terjadinya kesalahan diagnosis ataupun kesalahpahaman seperti salah interpretasi dalam cara pemakaian obat.
Kondisi Emosional
Ketakutan, rasa sakit, atau stigma negatif terhadap tenaga medis dapat membuat pasien sulit berkonsentrasi atau mematuhi anjuran tenaga medis
Kesimpulan
Apabila komunikasi yang baik berjalan pada proses konsultasi, baik pasien maupun tenaga medis akan mendapat efek positif. Pasien dapat merasa lebih nyaman dalam berbicara sehingga informasi tenaga medis dapat lebih mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Tenaga medis juga dapat menghemat waktu karena mudahnya komunikasi yang terjalin. Oleh karena itu, Komunikasi dalam dunia medis adalah keterampilan yang harus terus diasah oleh setiap tenaga medis, pemilihan kata yang baik dapat menjadi pendukung proses penyembuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H