Aku yang kini mati dan tak berpenghuni ini, pernah ingin dijadikan tempat uji nyali. Jelas, memang bentuk diriku yang kumuh, kotor, tua dan terkesan angker. Tidak heran memang jika banyak dari program acara di televisi yang menginginkanku untuk dijadikan tempat melihat makhluk yang tak berwujud atau istilah jawanya dhemit.Berbagai cerita horor pun juga sudah terlanjur tersemat pada diriku. Tukang becak yang dikerjai oleh wanita yang ternyata dhemitmeminta diantarkan ke kuburan, menjadi cerita yang paling fenomenal hingga saat ini. Ya, itu kuanggap sebagai bumbu jika aku adalah makanan, ada bumbu yang pedas, pahit ada juga yang manis.
Nanti
Jika aku diibaratkan sebagai manusia, aku juga tentunya ingin punya masa depan. Ya, harapanku saat ini adalah aku ingin kembali, hidup, beraktivitas, tidak mati seperti ini. Tapi, aku tidak tahu harapan itu akan tercapai kapan, atau mungkin malah tidak akan tercapai, atau menjadi angan-angan belaka yang kusimpan dalam hati. Sehingga memori-memori masa jaya itu, akan terus terputar di otak ini. Sekali lagi, jika aku diibaratkan manusia.
Ada yang bilang juga jika aku ke depan akan diperbarui, tapi tidak menjadi bioskop lagi, melainkan tempat futsal, restoran dan masih banyak lagi yang menginginkanku untuk berubah wujud. Tapi, satu jawabanku, aku ingin mereka, kamu, dia, kembali padaku. Atau mungkin tak usah jauh-jauhlah pikiranku, aku ingin kalian, mengetahui keberadaanku. Syukur-syukur bisa bercerita dan mau belajar dariku, yang dulu jaya, sekarang tak berdaya.
Mungkin itu, sedikit cerita dariku, Bioskop Permata…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H