Ia bercerita bahwa memang banyak orang yang belum mengetahui keberadaan pantai ini, dikarenakan memang rute yang tidak sampai-sampai sehingga orang lantas merasa capai duluan. Ditambah dengan jalan masuk yang sangat sulit untuk dituju, ekstrim dan butuh transportasi sepeda motor yang kuat.
Terbayar sudah kejenuhan yang orang-orang kota rasa. Terbayar sudah kebosanan akan hiruk pikuk kota. Terbayar sudah keragu-raguan dan ketakutan tidak sampai bertemu denganmu, Ngetun. Sekarang saatnya melihat dan menikmati pesona yang kamu punya. Birunya laut, angin berhembus, desir pasir, kini terasa begitu akrab dan berbeda. Pasir pantaimu nan putih dan belum nampak jejak-jejak kaki manusia, semakin membuat hati menjadi tenang, senang. Pasir pantainya juga lembut dan tidak padat seperti pantai-pantai yang telah dibuka pada umumnya.
Angin semakin teduh, ingin rasanya menginap di sini. Tapi apa daya, kerjaan di kota memanggil kembali untuk pulang, kembali ke rutinitas yang cukup membosankan. Tapi, kita pasti kembali menemuimu, Ngetun. Tetaplah menjadi surga tersembunyi nan indah, agar orang tahu masih ada tempat seperti surga di dunia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H