Mohon tunggu...
Nicholas Simarmata
Nicholas Simarmata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tidak Ada Alasan untuk Perbedaan

18 November 2024   22:21 Diperbarui: 18 November 2024   22:43 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekskursi kami ke Pesantren Al-Mizan Jatiwangi adalah perjalanan yang penuh pengalaman dan pelajaran hidup yang berharga. Hari pertama, kami disambut dengan ramah oleh para santri dan pengurus pesantren. Senyum dan sapaan mereka langsung menghilangkan rasa canggung kami sebagai tamu. Suasana di pesantren begitu asri dan tenang, jauh berbeda dari hiruk pikuk kota yang penuh kebisingan. Begitu kami tiba, udara sejuk menyapa, ditemani pemandangan pohon-pohon besar yang berjajar rapi. Tempat itu seolah menyambut dengan kedamaian yang jarang kami rasakan sebelumnya. Setelah sejenak beristirahat, kami diajak berkeliling pesantren oleh beberapa santri. Setiap sudut yang kami lewati tampak sederhana, namun terasa begitu hangat dan bersahaja.

Sore harinya, kami turut mengaji bersama para santri di masjid pesantren. Momen itu begitu syahdu dan menggetarkan hati. Ayat-ayat suci yang dilantunkan para santri terdengar indah, menenangkan pikiran kami yang biasanya penuh dengan kesibukan. Pengalaman itu membuka mata kami bahwa mengaji bukan hanya rutinitas, melainkan bagian penting dari kehidupan sehari-hari di pesantren. Melihat mereka mengaji dengan penuh semangat dan ketulusan membuat kami merenung tentang pentingnya memperkuat hubungan spiritual dalam kehidupan modern yang sering kali melupakan hal-hal mendasar.

Kehidupan di pesantren sangat berbeda dari kehidupan di perkotaan. Jika di kota kami sering terburu-buru dan fokus pada target pribadi, di pesantren kami belajar arti kebersamaan dan ketulusan. Para santri tidak hanya menjalani hari-harinya dengan belajar agama, tetapi juga dengan aktivitas yang mempererat hubungan satu sama lain. Misalnya, mereka memiliki jadwal bersama untuk membersihkan lingkungan, berkebun, hingga bermain olahraga di sore hari. Kesederhanaan mereka menjadi inspirasi bagi kami untuk lebih menghargai hal-hal kecil dalam hidup. Bahkan, kami merasa bahwa kebahagiaan mereka lebih mendalam dibandingkan kebahagiaan yang sering kali kami temukan dalam bentuk materi.

Bayangkan suasana subuh di pesantren. Langit yang masih gelap perlahan berubah menjadi terang keemasan, ditemani suara kokok ayam dan lantunan ayat suci dari rumah Kyai. Di momen itu, kami merasa seperti terbangun dalam dunia yang berbeda. Kami diajak mengaji langsung di rumah Kyai, tempat sederhana yang penuh aura ketenangan. Kyai dengan sabar mengajarkan kami cara membaca Al-Quran dengan baik, sembari menyisipkan nasihat-nasihat yang begitu mendalam. Setiap kata yang beliau sampaikan seperti menyentuh relung hati kami, membuat kami berpikir lebih dalam tentang makna hidup. Melihat para santri yang konsisten belajar setiap hari membuat kami semakin kagum akan dedikasi mereka terhadap ilmu dan ibadah.

Salah satu pengalaman paling berkesan adalah perjalanan ke cagar alam yang dikelola oleh pesantren. Setelah bangun pagi-pagi sekali, kami menempuh perjalanan cukup jauh. Sesampainya di sana, kami disambut oleh pemandangan alam yang luar biasa indah. Sungai dengan air jernih mengalir tenang, dikelilingi oleh pepohonan hijau yang menjulang tinggi. Tanpa ragu, kami menceburkan diri ke sungai untuk berenang bersama. Airnya begitu segar, memberikan sensasi yang berbeda dari aktivitas biasa kami di kota. Selain itu, kami juga diajarkan cara membuat musik dari genteng oleh para santri. Siapa sangka, benda sederhana seperti genteng bisa menghasilkan nada-nada unik yang indah. Pengalaman ini mengajarkan kami bahwa kreativitas bisa muncul dari mana saja, bahkan dari hal yang tampaknya sederhana.

Menurut saya, pesantren seperti Al-Mizan bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga tempat yang mengajarkan kehidupan secara menyeluruh. Di sini, kami melihat bagaimana ilmu agama, kehidupan sehari-hari, dan kebersamaan dipadukan menjadi harmoni yang indah. Pendekatan mereka dalam menjalani hidup lebih sederhana namun penuh makna. Bagi banyak orang yang terbiasa dengan gaya hidup modern, tempat seperti ini bisa menjadi pengingat akan nilai-nilai kehidupan yang sering terlupakan. Pesantren Al-Mizan menawarkan sesuatu yang mungkin tidak bisa ditemukan di tempat lain: ketulusan yang murni, rasa kebersamaan yang kuat, dan kedamaian yang menyejukkan hati.

Pesantren Al-Mizan seperti pohon besar yang kokoh di tengah ladang. Akar-akarnya adalah tradisi dan ajaran agama yang kuat, batangnya adalah semangat para santri yang terus belajar, dan daunnya adalah aktivitas harian yang memberikan kehidupan di sekitarnya. Kami, sebagai tamu, seperti burung yang singgah sejenak di pohon ini, mendapatkan keteduhan dan pelajaran berharga sebelum kembali ke rutinitas kami di kota.

Pesantren ini memiliki suasana yang begitu menenangkan. Pohon-pohon besar menaungi jalan-jalan kecil di dalamnya, memberikan rasa sejuk meski di tengah terik matahari. Masjidnya sederhana namun penuh dengan energi spiritual yang kuat. Para santri yang ramah dan tulus menciptakan atmosfer yang hangat, membuat kami merasa seperti bagian dari keluarga besar mereka. Setiap aktivitas yang kami lakukan di sana, mulai dari mengaji hingga bermain olahraga bersama, diwarnai dengan canda tawa yang membuat suasana semakin akrab. Pesantren ini adalah tempat di mana kami belajar bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam kesederhanaan, ketulusan, dan kebersamaan.

Saat waktu pulang tiba, kami merasa berat meninggalkan Pesantren Al-Mizan. Banyak kenangan manis yang kami bawa pulang, bersama pelajaran hidup yang tidak akan kami lupakan. Ekskursi ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang memperkaya jiwa kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun